Banda Aceh (ANTARA) - Warga Gampong Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, mengembangkan destinasi pariwisata bivak peninggalan Kolonial Belanda.
Penjabat Keuchik (kepala desa) Panton Luas Ismaidi yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis, mengatakan pengembangan destinasi pariwisata tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kami mengembangkan bivak peninggalan Kolonial Belanda sebagai destinasi pariwisata karena menjadi potensi meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
Baca juga: Dewan Pakar Kita Kreatif USK paparkan kajian perkembangan pariwisata Aceh di Konferensi IBEC ke-4
Ia mengatakan bivak tersebut merupakan bukti sejarah bahwa marsose Belanda pernah tinggal di tempat tersebut. Literasi menyebutkan bivak tersebut digunakan Belanda mulai pada 1931.
Menurut dia, bangunan utama bivak tersebut sudah tidak ada lagi. Namun, beberapa bagian dari bivak tersebut seperti fondasi, lantai, kolam penampung air, dan beberapa lainnya seperti tangga menuju bangunan utama masih ada.
"Kami berencana membangun replika bivak tersebut sebagai objek wisata sejarah. Masyarakat berharap dukungan pengembangan pemerintah kabupaten maupun provinsi dalam pengembangan wisata sejarah ini," katanya.
Selain pengembangan wisata sejarah Kolonial Belanda, kata dia, masyarakat melalui kelompok sadar wisata Gampong Panton Luas akan membangun bumi perkemahan di lokasi sekitar bivak.
"Kami berharap wisata sejarah Belanda dan bumi perkemahan ini jadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Aceh Selatan, khususnya Gampong Panton Luas," kata Ismaidi.
Gampong Panton luas berada di perbukitan. Topografinya berada di ketinggian membuat wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut dapat memandang Samudra Hindia.
"Gampong Panton Luas memiliki potensi pariwisata menjanjikan dan tidak kalah jika dikembangkan dengan baik. Desa ini juga memiliki wisata air terjun dan gua alam. Serta ada wisata Puncak Grapella yang pernah ramai dikunjungi," kata Ismaidi.
Baca juga: Sebanyak 1.000 pemancing ikuti Banda Aceh Fishing Tournament
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025