Banda Aceh (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) terus mematangkan persiapan untuk pelaksanaan pelayaran internasional perdana dari pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara menuju Penang Malaysia, baik untuk kegiatan ekspor maupun pengangkutan penumpang.
"Sesuai dengan gagasan dari Gubernur Aceh untuk kegiatan pelayaran Krueng Geukueh - Penang, dari sisi Pelindo telah menyiapkan fasilitas pelabuhan untuk mendukung kegiatan dimaksud," kata DBM OPSTEK Pelindo SPMT Branch Lhokseumawe, Taufik Rahmat Nasution, di Aceh Utara, Selasa.
Taufik mengatakan, dermaga Krueng Geukueh ini memiliki panjang 267,5 meter dengan lebarnya 25 meter, dan mempunyai kedalaman 7-9 LWS (kedalaman air rendah), sehingga dapat mendukung kapal dengan kapasitas 3.000 GT.
"Dari sisi kepelabuhanan kita menyediakan dermaga 267 meter dengan kedalaman 9 lws, itu mencukupi untuk kapal dengan GT 3.000 dengan kegiatan RoRo (kapal) barang dan penumpang," ujarnya.
Baca juga: Aceh gesa kesiapan fasilitas untuk pembukaan pelayaran Krueng Geukueh-Penang, mungkinkah terwujud akhir Oktober?
Kemudian, terdapat beberapa persiapan lainnya yang dimatangkan Pelindo mulai dari gudang, area penyimpanan kontainer serta alat berat untuk digunakan para eksportir nantinya.
Di pelabuhan Krueng Geukueh, kata Taufik, saat ini juga telah tersedia gudang tempat penampungan sementara (TPS) yang dapat digunakan untuk menyimpan komoditi para eksportir seluas 800 meter persegi, dengan kapasitas mencapai dua ribu ton.
"Gudang TPS, kondisi sebelumnya 40 persen, dan Pelindo saat ini sedang dilakukan perawatan agar fungsi gudang tersebut menjadi layak, dan dapat dijadikan TPS pada kegiatan pelayaran Krueng Geukueh - Penang," katanya.
Selain gudang, Pelindo juga mempersiapkan lahan untuk penempatan kontainer yang dapat menampung hingga 500 kontainer, beserta crane berkapasitas 150 ton serta berbagai sarana penunjang lainnya.
"Peralatan pelabuhan tersedia mobile crane 150 ton, reach stacker 45 ton dan forklift lima ton untuk mendukung kegiatan bongkar muat barang/kontainer," ujarnya.
Dirinya menegaskan, Pelindo mendukung penuh rencana perdagangan internasional oleh Pemerintah Aceh yang diharapkan bisa berlangsung pada akhir Oktober 2025 ini sebagai upaya membangkitkan pelabuhan sebagai pusat ekonomi baru di Aceh Utara.
"Untuk kendala Insya Allah sampai saat ini tidak ada, kita berkolaborasi dengan pihak keamanan ada KPLP (kesatuan penjagaan laut dan pantai), dan KP3 (kesatuan pelaksanaan pengamanan pelabuhan) untuk kegiatan operasional tetap berjalan dengan baik," demikian Taufik Rahmat Nasution.
Sebagai informasi, pemerintah Aceh berencana mengaktifkan kembali pelayaran internasional dari pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara menuju Penang, Malaysia, ditargetkan beroperasi pada akhir Oktober 2025. Tahap awal, yang diangkut hanya barang dagangan dan penumpang saja.
Terkait rencana operasional pelayaran langsung Krueng Geukueh-Penang ini, Pemerintah Aceh juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kemenko Kumham Imipas), di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Rapat koordinasi itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas surat Gubernur Aceh sebelumnya kepada Presiden Prabowo Subianto terkait rencana pengoperasian pelayaran internasional Aceh-Penang tersebut.
Baca juga: DJBC: Pelayaran Aceh-Penang jadi peluang ekonomi bagi Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025