Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Provinsi Aceh menyatakan provinsi ujung barat Indonesia tersebut masuk program percepatan pembangunan garam nasional serta dikembangkan menjadi sentra produksi garam.
Kepala DKP Aceh Aliman di Banda Aceh di Banda Aceh, Jumat, mengatakan program percepatan pembangunan garam tersebut untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dan Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang masuk program tersebut.
"Program percepatan ini untuk mendorong pemenuhan kebutuhan garam nasional. Aceh masuk program percepatan pembangunan garam nasional karena memiliki potensi sebagai sentra produksi garam di Pulau Sumatra," kata Aliman menyebutkan.
Baca juga: Tiga daerah ini dikembangkan sebagai sentra produksi garam di Aceh
Guna mendukung program tersebut, kata dia, pihaknya mengembangkan tiga kabupaten di Provinsi Aceh menjadi sentra produksi baru. Dengan penambahan tiga sentra produksi garam terbaru tersebut, maka sentra produksi garam di Aceh tersebar di 11 kabupaten.
Adapun sentra produksi garam sebelumnya, yakni Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Barat Daya, dan Kabupaten Aceh Selatan.
Sedangkan tiga daerah baru yang menjadi pengembangan sentra produksi garam, yakni Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Simeulue. Ketiga daerah tersebut dengan air laut yang memiliki kandungan garamnyan cukup tinggi di atas 95 persen.
Aliman mengatakan dengan adanya pengembangan tiga daerah baru sebagai sentra produksi garam, maka diharapkan mampu meningkatkan produksi garam di Provinsi Aceh.
Produksi garam di provinsi ujung barat Indonesia tersebut pada 2024 mencapai 12.380 ton, terdiri 11.614 ton garam rebus dan 765 ton garam jemur. Sedangkan kebutuhan garam di Aceh mencapai 46 ribu ton per tahun, terdiri 10 ribu ton untuk konsumsi rumah tangga, dan 36 ribu ton untuk industri.
"Selama ini, produksi garam hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Begitu juga dengan produsen garam, masih bentuk usaha rumahan atau berskala kecil yang produksinya belum kontinu atau berkelanjutan," kata Aliman.
Baca juga: DKP: Investor tertarik bangun pabrik garam di Aceh
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025