Banda Aceh (ANTARA) - Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh menyatakan pada tahun 2025 mahasiswa yang di Prodi tersebut akan ditambah kemampuan menjadi kurator digital yang dirancang untuk merespons tantangan transformasi digital.

“Penambahan 'kurator digital' sebagai salah satu profil utama lulusan yang dikembangkan mulai tahun akademik 2025/2026 merupakan bagian dari menjawab tantangan zaman digital untuk dunia informasi, arsip dan dokumentasi,” kata Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry, Mukhtaruddin di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan penambahan profil digital yang sebelumnya prodi tersebut hanya sebagai pengelola perpustakaan, pengelola arsip, dan peneliti bagian dari menjawab kebutuhan terhadap pengelolaan informasi berbasis digital yang semakin kompleks dan dinamis.

Menurut Mukhtaruddin, kurator digital akan memiliki kemampuan untuk memilih, menarasikan, menghadirkan, mengelola konten budaya dalam format digital (karya seni, artifak, arsip, dan objek budaya lainnya) di berbagai flatform (media sosial, situs web, repositori daring) agar bisa diakses publik secara luas.

Baca: Perpustakaan wilayah Aceh dikunjungi 187.581 orang pada 2024

Ia mengatakan Prodi Ilmu Perpustakaan telah menyiapkan sejumlah mata kuliah yang relevan dengan perkembangan teknologi informasi di antaranya adalah Manajemen Kearsipan Digital, Pengantar Kurasi dan Budaya Digital, Kurasi Digital dan Media Baru, Digitalisasi Koleksi dan Arsip Digital, Produksi Multimedia, Manajemen Proyek Kuratorial Digital, Strategi Komunikasi dan Media Sosial Budaya.

“Mahasiswa tidak hanya dibekali keterampilan teknis pengelolaan koleksi, tetapi juga strategi promosi dan kurasi konten digital agar mampu bersaing di dunia kerja masa depan,” kata Mukhtaruddin.

Adapun daya tampung Prodi Ilmu Perpustakaan untuk tahun akademik 2025/2026 ditetapkan sebanyak 175 orang. Di mana penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui tiga jalur seleksi nasional dan mandiri yang tersedia di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Komposisi kuota penerimaan yakni 40 persen melalui jalur SNBP, 40 persen SNBT, dan 20 persen melalui jalur mandiri,” kata Mukhtaruddin.

Ia berharap penguatan kurikulum berbasis digital dapat meningkatkan daya saing lulusan serta mendorong kontribusi nyata lulusan dalam pengelolaan informasi dan budaya digital di berbagai sektor.

Mukhtaruddin menambahkan berdasarkan data internal prodi, dalam tiga tahun terakhir lebih dari 60 persen alumni berhasil diterima sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Baca: Pemkab Aceh Besar galakkan pustaka tenda tingkatkan minat baca di pedesaan



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025