Banda Aceh (ANTARA) - Seratusan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMP) Kartika XIV Banda Aceh beserta dewan guru mengikuti simulasi mitigasi atau pengurangan terhadap risiko bencana gempa dan tsunami.
Simulasi mitigasi bencana dilaksanakan bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh bersama mitra dipusatkan di halaman SMA Kartika Banda Aceh di Banda Aceh, Kamis.
Peserta simulasi sempat dikejutkan karena saat bersamaan terjadi gempa selama beberapa detik dengan magnitudo 5,2 yang berpusat 103 barat daya Kota Banda Aceh.
Simulasi berawal saat pelajar di sekolah itu mengikuti proses belajar mengajar. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan terjadi gempa berskala besar disertai bunyi sirene peringatan dini tsunami.
Baca juga: Seratusan pelajar ikuti simulasi gempa dan tsunami di Aceh
Selang beberapa saat kemudian, para pelajar keluar kelas berkumpul di halaman sekolah. Mereka juga membacakan selawat badar sebagai doa agar bencana segera berakhir.
Selanjutnya, tim palang merah sekolah berkumpul di titik tertentu dan kemudian menyusuri setiap kelas. Mereka mengevakuasi rekan-rekan mereka yang mengalami akibat bencana alam tersebut.
Sejumlah guru juga memberikan pengarahan kepada anak didik mereka seraya menunggu informasi dari lembaga terkait dengan kebencanaan.
Ketika menerima informasi ada potensi tsunami, ratusan pelajar tersebut diarahkan menuju ke lapangan Jasmani Kodam Iskandar Muda. Di lapangan tersebut mereka berkumpul dan menyiapkan langkah evakuasi.
Kepala SMA Kartika XIV Banda Aceh Darmawi Yusuf mengatakan simulasi gempa dan tsunami ini diberikan kepada anak didik sebagai edukasi dalam mitigasi, sehingga dampak negatif dari bencana bisa dikurangi.
"Kegiatan ini diikuti 168 pelajar. Simulasi ini merupakan edukasi kepada anak didik agar mereka memahami bagaimana menghadapi gempa dan tsunami, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi" katanya.
Darmawi mengatakan simulasi tersebut merupakan praktik dari teori mitigasi bencana yang telah disampaikan kepada peserta didik. Dengan simulasi ini, pelajar bisa lebih memahami apa yang telah disampaikan sebelumnya.
"Simulasi ini untuk mengetahui bagaimana pemahaman peserta didik terhadap mitigasi bencana yang sebelumnya diajarkan secara teori. Kami juga mengharapkan pembelajaran simulasi ini juga ditular kepada keluarga dan lingkungan tempat tinggal anak didik," kata Darmawi Yusuf.
Sementara itu, Ketua FPRB Aceh Hasan Dibangka mengatakan simulasi tersebut untuk membangun kesadaran peserta didik sebagai sosok tangguh bencana. Apalagi, Banda Aceh dan Provinsi Aceh secara keseluruhannya merupakan wilayah rawan bencana.
"Dari simulasi ini, kami ingin melihat bagaimana respons pelajar terhadap bencana gempa dan tsunami. Kami berharap dari kegiatan ini terbangun kelompok tangguh bencana, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi," kata Hasan Dibangka.
Baca juga: FPRB Aceh inisiasi simulasi kolosal mitigasi bencana tsunami
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025