Banda Aceh (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh melaporkan penambahan 267 kasus baru warga di provinsi paling barat Indonesia itu yang terinfeksi virus corona per hari ini sehingga total kasus telah mencapai 13.848 orang.

Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani, Rabu, mengatakan bahwa kasus positif baru terus bertambah di Aceh pascalebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, sehingga semua pihak seyogyanya proaktif membendung penyebaran virus corona guna mencegah korban berikutnya.

“Penghadangan penyebaran virus dalam masyarakat hendaknya dilakukan secara individu dan berkolaborasi dengan elemen masyarakat yang lain,” kata Saifullah Abdulgani di Banda Aceh.

Menurut dia penambahan kasus baru per hari ini paling banyak warga Banda Aceh 66 orang, Pidie 53 orang, Aceh Besar 36 orang, Pidie Jaya 25 orang, Lhokseumawe 19 orang, Aceh Timur 13 orang, Aceh Tengah 11 orang, Gayo Lues sembilan orang, Aceh Utara dan Bireuen tujuh orang.

Selanjutnya warga Aceh Singkil empat orang, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Bener Meriah masing-masing dua orang, Aceh Selatan, Nagan Raya dan Langsa yang juga sama-sama satu orang serta delapan orang lainnya warga luar daerah Aceh.

Untuk menyikapi penambahan kasus baru itu, Saifullah menjelaskan secara individual warga diminta untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin dalam upaya melindungi diri dari ancaman virus corona yang ada di sekitar.

“Apabila merasa diri kontak erat dengan seseorang yang telah terkonfirmasi positif hendaknya memberitahukan kepada petugas kesehatan, meski tidak merasakan sesuatu gejala penyakit,” katanya.

Lanjut dia bagi seseorang yang merasakan gejala demam tinggi dan disertai batuk kering maka sangat dianjurkan segera memeriksa diri ke pusat pelayanan kesehatan. Tindakan itu, kata dia, selain untuk melindungi diri dari ancaman gejala penyakit yang lebih serius, juga untuk melindungi orang lain dalam keluarga dengan mengikuti prosedur medis.

“Peran di tingkat keluarga yakni tidak membiarkan anggota keluarganya mengabaikan protokol kesehatan. Virus corona tidak hanya mengancam seseorang yang abai pada protokol kesehatan, tapi juga mengancam orang-orang lain dalam keluarganya,” kata dia.

Selain itu, kata dia, pada tingkat komunitas gampong atau desa maka para kepala desa diminta segera membentuk Posko COVID-19 Gampong atau mengaktifkan kembali Posko COVID-19 di gampong sebagai sarana pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam menghadang penularan virus corona dalam masyarakat.

Menurut dia peran posko COVID-19 gampong sangat strategis fungsinya dalam penyadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan, membantu tenaga kesehatan dalam melakukan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) kasus dalam gampong, dan juga membantu mengawasi dan menyemangati penderita corona yang sedang melakukan isolasi mandiri.

“Gerakan individu dan masyarakat, seperti relawan, akan lebih terorganisir dalam wadah Posko COVID-19, sehingga lebih efektif menghadang penyebaran virus corona di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Hingga kini, secara akumulatif kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 13.843 orang, di antaranya penyintas yang telah sembuh mencapai 11.121 orang, pasien yang masih dalam perawatan 2.171 orang dan pasien meninggal dunia sudah mencapai 556 orang.

“Angka tersebut termasuk penambahan kasus konfirmasi baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir, termasuk pasien sembuh yang juga bertambah 39 orang dan juga penambahan empat orang pasien COVID-19 meninggal dunia,” katanya.

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor : Azhari
COPYRIGHT © ANTARA 2025