Banda Aceh (ANTARA) - Tren olahraga lari kian berkembang di masyarakat Aceh, dan Kota Banda Aceh sebagai episentrumnya. Mulai dari anak muda hingga lansia, banyak yang menjadikan lari sebagai rutinitas harian dan tentu saja untuk mengisi akhir pekan.
Belakangan ini tren lari juga berkembang menjadi ajang seru-seruan atau tantangan pribadi, seperti meningkatkan pace, menaklukkan jarak tertentu, dan pamer outfit terbaru supaya tidak ketinggalan jaman atau FOMO (Fear of Missing Out). Apapun alasannya, aktivitas ini tetap membawa dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental.
Kabar baiknya, di Banda Aceh, kamu tidak perlu lagi berlari sendirian. Ada sejumlah komunitas lari yang siap menemani setiap langkahmu sekaligus menambah teman.
Baca juga: Lari ultra-maraton 250 kilometer digelar perdana di Aceh
Berikut lima komunitas lari paling hits di Banda Aceh yang perlu kamu tahu:
1. Fatrunner
Salah satu komunitas lari yang mencuri perhatian adalah Fatrunner. Mereka bukan hanya sekadar berlari, tapi juga tentang keberanian untuk memulai perubahan.
Nama mereka yang sederhana justru membawa pesan kuat: kelebihan berat badan bukan alasan untuk menyerah. Sebaliknya, itu adalah titik awal untuk membangun semangat dan percaya diri.

Fatrunner resmi terbentuk pada 8 Juli 2024 dengan beranggotakan tujuh orang. Penamaan komunitas ini terjadi secara spontan dimana semua anggota mempunyai kelebihan berat badan.
Kegiatan rutin mereka biasanya digelar di akhir pekan atau hari libur. Rute lari pun selalu berganti, mulai dari kawasan lingkar kampus USK, Stadion Harapan Bangsa hingga menyusuri jalan kota Banda Aceh. Tujuannya sederhana: agar lari terasa menyenangkan dan tidak membosankan.
Follow aktivitasnya di akun IG @fatrunner.ina
“Bagi kami, yang terpenting bukan seberapa cepat kita berlari , tapi bagaimana kita bisa konsisten untuk terus berlari bersama,” kata Fahmi, Ketua Fatrunner di Banda Aceh, Minggu.
Meski jumlah anggotanya masih sedikit, Fatrunner sudah berhasil menunjukkan eksistensinya. Setiap ada event lari, anggotanya tidak pernah absen dan membaur bersama komunitas lain, sekaligus membawa pesan positif bahwa ukuran tubuh bukan penghalang untuk sebuah prestasi.
“Kami terbuka untuk siapa saja, terutama yang kelebihan berat badan tapi belum pede (percaya diri) untuk olahraga lari. Di sini kita buktikan sama-sama,” kata Fahmi.
2. Indorunners Aceh

Indorunners merupakan komunitas lari nasional yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di berbagai provinsi hingga kabupaten/kota, termasuk di Aceh, yang diberi nama Indorunners Aceh.
Indorunners Aceh berdiri pada 24 November 2013 berkat prakarsa sejumlah pelari seperti Mohammad Najib, Bahar, Muldan, Citra, Joe, Fakhry, dan Yuli. Berawal dari pertemuan kecil lewat grup Facebook Indorunners, kini komunitas ini berkembang pesat dengan 81 anggota aktif dari berbagai latar belakang, mulai ASN, TNI-Polri, pegawai swasta, pengusaha, hingga mahasiswa.
Berbeda dengan Indorunners yang telah ada di daerah lainnya, Indorunners Aceh menyesuaikan gaya berpakaian dengan mengikuti kearifan lokal dan aturan syariat Islam yang berlaku di Tanah Rencong ini saat melakukan aktivitas lari.
“Di Aceh, kami menyesuaikan dengan kearifan lokal dan aturan syariat Islam. Itu sebabnya kami menekankan pentingnya berpakaian olahraga yang sesuai, misalnya tidak menggunakan celana pendek atau pakaian yang terlalu terbuka,” kata Kapten Indorunners Aceh, Fajar Ilham.
Baca juga: Polda Aceh gelar lomba lari Hari Bhayangkara berhadiah seratusan juta
Melalui olahraga ini, Indorunners mengajak masyarakat Aceh untuk menjalani hidup sehat karena manfaatnya bukan hanya menjaga kebugaran tubuh dan metabolisme, tetapi juga mendukung kualitas ibadah.
“Dengan tubuh yang sehat, ibadah dapat dijalankan dengan lebih khusyuk dan nikmat,” katanya.
Mereka rutin menggelar lari bersama setiap Minggu di sejumlah titik populer Banda Aceh, mulai dari Car Free Day, Taman Budaya, Pantai Ulee Lheue, hingga kawasan wisata. Follow aktivitasnya di akun IG @indorunnersaceh
3. Deviate Running

Komunitas Deviate Running hadir dengan semangat ekspresi. Komunitas ini lahir pada 10 Maret 2025 dari kejengahan para pelari FOMO yang ingin tampil beda dan berkarakter.
“Kami ingin menormalisasikan pelari untuk berani mengekspresikan gaya terbaiknya. Salah satunya lari dengan kaos band favorit atau baju kesukaan. Jadi, tidak harus seragam seperti komunitas lari lain,” kata Ketua Deviate Running, Randa Rozakh.
Dengan anggota yang kini mencapai 95 orang, Deviate Running juga aktif dalam kegiatan sosial. Tahun ini, mereka menggandeng Kitabisa.com untuk menyalurkan sembako kepada 55 anak panti asuhan di Aceh Besar.
“Misi kami adalah berlari dan bersaudara sebanyak-banyaknya, agar memberi manfaat bagi diri sendiri, orang lain, UMKM, pemerintah, siapa pun,” kata Randa.
Bagi mereka, komunitas bukan soal memaksa hadir tiap minggu, melainkan menciptakan pertemuan yang selalu bermakna. Follow aktivitasnya di akun IG @dvt.running
“Kami sadar, setiap pelari punya program latihan sendiri atau waktu untuk keluarga. Jadi setiap even yang kami buat harus benar-benar punya nilai tambah,” katanya.
4. Lari5kmphoto5gb

Komunitas ini terbentuk tahun 2022 dari sekumpulan teman ngopi yang hobi lari untuk bikin konten di media sosial. Jumlah anggotanya kecil, tidak lebih dari 15 orang, tetapi solid.
Sesuai namanya, mereka tidak memiliki aturan harus bisa lari dengan pace atau kecepatan tertentu. Bagi mereka, yang penting wajib ada dokumentasi, ada gaya, dan ada cerita.
“Kalau komunitas lain fokus ke performa, kami lebih ke gaya. Lari boleh pelan, tapi style harus jalan,” kata Ketua Lari5kmphoto5gb Klub, Abibenzee.
Mereka biasanya lari setiap akhir pekan. Setiap kegiatan lari di komunitas ini selalu penuh dokumentasi. Bahkan, finish line mereka sering kali bukan di garis lomba, melainkan di coffee shop kalcer atau yang sedang hits di Banda Aceh. Jadi, selain sehat, ada momen ngopi, cerita, dan tentu saja foto. Follow aktivitas di akun IG @lari5kmphoto5gb
“Finish bukan di garis, tapi di meja,” kata Abibenzee.
Baca juga: Travis Barker pun Berlari
5. Unknown Runner

Dan last but not least ada ada Unknown Runner. Dibentuk dari kebiasaan lari bareng tanpa wadah resmi, Unknown Runner menjadi komunitas yang menonjolkan inklusivitas.
“Kami tidak membatasi level kemampuan. Baik pemula maupun pelari berpengalaman, semua bisa ikut,” kata Ketua Unknown Runner, Raja Asril Z.
Komunitas ini dibentuk dengan semangat untuk mengajak lebih banyak orang bergerak aktif, menjaga kesehatan, dan membangun hubungan sosial positif melalui olahraga.
“Kami ingin menularkan semangat bahwa lari itu bukan hanya olahraga, tapi juga ruang untuk saling mendukung,” katanya.
Dengan 20–30 anggota aktif, komunitas ini lebih menekankan konsistensi, kebersamaan, dan gaya hidup sehat. Lokasi lari pun bervariasi, mulai dari stadion, jalan protokol, hingga trekking ringan di alam. Follow aktivitasnya di akun IG @unknownrunningclub_
Kehadiran lima komunitas tersebut tentunya mewarnai ekosistem olahraga lari di Aceh dengan masing-masing keunikannya. Dari beragam pilihan tersebut, masyarakat kini punya banyak pintu masuk untuk memulai hidup sehat.
Dari lima komunitas di atas, kamu sudah mempunyai niatan untuk mencoba lari dengan komunitas yang mana, nih?
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno ngabuburit Ramadhan sambil lari di Aceh
Pewarta: Nurul HasanahEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025