Aceh Barat (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sebagian besar wilayah Provinsi Aceh masih berpotensi terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga Agustus mendatang.

“Berdasarkan pengamatan citra satelit, sejak bulan Juli sampai Agustus 2025 merupakan musim puncak musim kemarau. Jadi, potensi Karhutla masih bisa terjadi,” kata Prakirawati Stasiun BMKG Meulaboh, Almira Aprilianti di Nagan Raya, Aceh, Sabtu.

Menurutnya, kemarau yang terjadi di Aceh dapat menyebabkan suhu udara panas sepanjang hari, sehingga hal ini sangat rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: 16 orang jadi tersangka kasus Karhutla di Riau

Kemarau yang terjadi saat ini, kata Almira, terjadi karena sinar terik matahari dapat menyebabkan naiknya suhu udara, dikarenakan tidak adanya tutupan awan sehingga sinar matahari langsung masuk ke permukaan bumi.

Karena paparan sinar matahari tidak terhalang awan, sehingga menyebabkan meningkatnya suhu udara.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar, karena hal ini dapat mengakibatkan terjadinya potensi kebakaran hutan dan lahan.

Masyarakat juga diimbau agar berhati-hati menggunakan sarana api di luar rumah, sehingga potensi terjadinya kebakaran dapat dihindari.

Meski diprakirakan kemarau akan berlangsung hingga Agustus mendatang, Almira mengatakan menutup kemungkinan bahwa di sejumlah wilayah di Aceh masih berpotensi terjadinya curah hujan, seperti yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Hal ini disebabkan karena adanya gangguan cuaca seperti terjadinya penumpukan massa udara, yang menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang dapat menyebabkan terjadinya hujan pada pagi, siang, sore hingga malam atau dini hari, katanya.

Baca juga: Polres Aceh Barat ingatkan warga bisa dipidana jika bakar lahan



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025