Blangpidie (ANTARA) - Ratusan warga dari tiga gampong di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memadati kompleks pemakaman umum Desa Kuta Bakdrien, dalam rangka pelaksanaan "kenduri jirat" (kenduri di kuburan), Minggu (20/7).

Keuchik Kuta Bakdrien, Zulkifli mengatakan ratusan warga hadir di komplek pemakaman ini memanjatkan doa bersama memohon kepada Allah SWT agar keluarga mereka yang telah tiada diberikan ampunan dosa.

"Disamping memanjatkan doa bersama, acara ini juga mempererat silaturahmi antar kampung" kata Keuchik  Zulkifli.

Dirinya mengatakan, sebelum pelaksanaan kenduri, warga desa terlebih dahulu menggelar musyawarah bersama untuk mematangkan jadwal dan persiapan acara Kenduri Jirat agar semua proses berjalan tertib dan sesuai dengan kebiasaan turun-temurun.

Pantauan di lapangan, warga dari Ie Lhob, Mon Mameh, dan tuan rumah Kuta Bakdrien larut dalam zikir dan doa bersama. Mereka hadir tak hanya untuk mendoakan para almarhum, tapi juga menjaga warisan budaya yang telah berlangsung secara turun-temurun.

“Kami undang semua warga dari desa tetangga. Tradisi ini terus kami lestarikan sebagai bagian dari kebersamaan,” ujar Zulkifli.

Kenduri jirat digelar selama dua hari penuh. Malam pertama dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh qari yang diundang khusus dari luar kabupaten, berlangsung ba'da Isya hingga menjelang subuh.

Baca: FOTO - Kenduri tammat daruh di Aceh Besar

Keesokan paginya, warga setempat, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak memadati kompleks pemakaman untuk membersihkan pusara orang tua, kerabat, dan sanak famili.

Menjelang siang, warga dari gampong tetangga tiba di lokasi. Usai melaksanakan doa bersama, panitia membagikan bingkisan nasi beserta lauk-pauk kepada para tamu untuk dibawa pulang.

Menurut Zulkifli, pelaksanaan tradisi ini mengalami sedikit penyesuaian. Bila dahulu warga makan bersama di lokasi makam, kini makanan diberikan dalam bentuk bingkisan, demi menjaga suasana khidmat serta kenyamanan acara.

"Kenduri bukan hanya soal makan bersama. Ini soal menjaga doa, menjaga silaturahmi,” pungkasnya.

Salah satu tamu undangan dari Gampong Ie Lhob, Yusuf mengaku senang bisa ikut dalam kenduri yang digelar di Desa Kuta Bakdrien ini.

Ia mengatakan, acara tersebut bukan hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga mengingatkan akan pentingnya menjaga hubungan antar sesama.

“Rasanya seperti di kampung sendiri. Kami saling jumpa, tegur sapa, saling ingat. Doa untuk almarhum jadi jalan mempererat hati yang masih hidup,” kata Yusuf.

Baca: Nelayan Aceh Besar lestarikan tradisi kenduri laut



Pewarta: Suprian
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025