Aceh Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyatakan siap menghibahkan lahan sekitar 50 hektare untuk pengembangan STAIN menjadi IAIN, dan dalam jangka panjang mendukung transformasi ke Universitas Islam Negeri (UIN) Teungku Dirundeng Meulaboh.

“Pemerintah Kabupaten Aceh Barat siap mendukung STAIN menjadi IAIN bahkan hingga ke jenjang Universitas Islam Negeri (UIN) Teungku Dirundeng Meulaboh,” Bupati Aceh Barat Tarmizi SP MM kepada ANTARA, Jumat.

Seperti diketahui, STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Teungku Dirundeng Meulaboh memiliki luas lahan sebesar 501.200 meter persegi atau setara dengan 50,12 hektare.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat dukung transformasi STAIN Meulaboh menjadi IAIN

Bupati Aceh Barat Tarmizi menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan perguruan tinggi agama Islam tersebut.

Ia mengatakan keberadaan lembaga pendidikan tinggi keagamaan ini memberi dampak signifikan bagi masyarakat di wilayah pantai barat selatan Aceh.

Saat bertemu dengan Sesditjen Kementerian Agama Republik Indonesia Prof Dr Arskal bersama Ketua STAIN Meulaboh Abi Syamsuar di Jakarta, Rabu (16/4) lalu, pemerintah dan perguruan tinggai berkolaborasi untuk memajukan daerah melalui dunia pendidikan.

“Insya Allah Kampus STAIN diperjuangkan menjadi IAIN dalam 2 tahun ini. Mohon do'anya supaya dimudahkan dan suatu hari nanti untuk jangka panjang dan akan berubah lagi menjadi UIN,” kata Tarmizi.

Dalam pertemuan tersebut, kata Tarmizi, Sesditjen Kementerian Agama Republik Indonesia Prof Dr Arskal siap datang ke Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat untuk  melihat sekolah madrasah yang membutuhkan perhatian seperti yang diharapkan untuk pembangunan dan juga menjadi sekolah unggul.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Dr H Syamsuar MAg mengatakan pertemuan dengan Sesditjen Kementerian Agama Republik Indonesia Prof Dr Arskal, menjadi bagian dari langkah strategis STAIN Meulaboh.

“Pertemuan ini untuk memastikan transformasi kelembagaan berjalan sesuai dengan regulasi dan mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat,” katanya.

Syamsuar Basyariah mengatakan kordinasi ini penting agar proses alih status tidak hanya kuat dari sisi dokumen, tetapi juga mendapatkan dukungan penuh dari Kemenag RI.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah menyiapkan berbagai persyaratan administratif, termasuk pemetaan infrastruktur serta penguatan sumber daya manusia sebagai bagian dari proses perubahan bentuk kelembagaan.

Pihaknya juga mengusulkan pembangunan fasilitas penunjang akademik, seperti gedung perpustakaan dan pagar lingkar kampus, sebagai bagian dari peningkatan sarana prasarana ke Kementerian Agama Republik Indonesia.

Baca juga: STAIN Meulaboh Aceh catat peningkatan pendaftaran jalur SPAN-PTKIN



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025