Aceh Barat (ANTARA) - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Aceh merekomendasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat agar memperbaiki alat Cathlab (alat operasi jantung) senilai Rp11 miliar yang selama ini rusak akibat belum pernah digunakan.

“Rekomendasi ini sudah kami terima dari BPKP Aceh, kami siap memperbaikinya,” kata Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dr Ilum Anam kepada ANTARA, Selasa di Meulaboh.

Ia menjelaskan, Cathlab (Catheterization Laboratory) adalah ruangan khusus di rumah sakit yang digunakan untuk melakukan prosedur diagnostik dan pengobatan penyakit jantung dan pembuluh darah. 

Cathlab juga dikenal sebagai kateterisasi jantung.

Alat ini sebelumnya dibeli pada tahun 2018 lalu dengan perencanaan sekitar tahun 2015-2016 senilai Rp11 miliar. 

Alat canggih tersebut kemudian tidak bisa digunakan hingga tahun 2025 setelah seorang dokter ahli yang membidangi peralatan tersebut meninggal dunia beberapa tahun lalu, sehingga peralatan operasi kateterisasi jantung hingga saat ini terbengkalai.

Ilum Anam mengatakan pihaknya pada tahun 2025 berencana memfungsikan alat Cathlab tersebut, setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh setelah usulan perbaikan peralatan tersebut disetujui.

Ia mengaku peralatan yang rusak tersebut saat ini sudah bersedia dilakukan perbaikan oleh pihak ketiga, yang sepakat melakukan kerjasama operasional (KSO) dalam pengelolaan alat Cathlab di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, tanpa harus menggunakan biaya atau modal dari rumah sakit.

Ada pun biaya perbaikan alat operasi kateterisasi jantung tersebut, kata dia, mencapai Rp2,6 miliar lebih dan sudah ada pihak ketiga yang siap melakukan perbaikan, tanpa harus melakukan pembayaran di muka.

Ilum Anam mengatakan apabila rencana kerjasama operasional tersebut terjalin, maka pada tahun 2025 ini, manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh telah bisa melakukan operasi kateterisasi jantung bagi pasien yang mengalami penyakit jantung.

Selain itu, saat ini pihaknya juga telah memiliki tenaga ahli dan profesional yang mampu menggunakan alat Cathlab tersebut, setelah paramedis dan dokter ahli menyelesaikan studi di masing-masing bidang kesehatan dalam pengelolaan dan penggunaan alat kateterisasi jantung.

Ilum Anam mengatakan jika alat tersebut dioperasikan pada tahun ini, maka dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit dan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor kesehatan, karena alat ini dapat digunakan untuk mengoperasi jantung 80-100 orang pasien setiap bulan.

“Jika diizinkan oleh dewan pengawas, kami optimis alat kateterisasi jantung ini bisa beroperasi minimal di tahun ini atau awal tahun 2026 mendatang,” demikian Ilum Anam.

Baca juga: RSUD Meulaboh perluas ruang layanan cuci darah di 2025, alokasi anggaran Rp500 juta



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025