Banda Aceh (ANTARA) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Aceh memastikan keterlibatan aktif dalam mengawasi kehigienisan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program makan siang bergizi gratis (MBG) di tanah rencong.

"Meskipun ada hambatan di beberapa sektor karena secara legalitas itu tidak ada melibatkan BPOM. Tetapi, kita tetap berusaha masuk dan sudah melakukan sampling dan pengujian," kata Kepala BBPOM Aceh, Yudi Noviandi, di Banda Aceh, Rabu.

Yudi menyampaikan, sejauh ini pihaknya telah menguji sampel makanan dari Aceh Barat, Aceh Timur, dan Banda Aceh. 

Baca juga: 1.360 siswa di Aceh Barat mulai terima program makan bergizi gratis

Proses pengujian mencakup deteksi bahan kimia berbahaya seperti boraks dan formalin, serta analisis mikrobiologi untuk mendeteksi bakteri seperti E coli dan Bacillus cereus.

“Hasil pengujian di Aceh Barat dan Aceh Timur menunjukkan bahwa makanan aman. Namun, di Banda Aceh terdapat beberapa catatan kecil yang masih terkategori baik. Kami akan terus memantau untuk memastikan keamanan dan kebersihan produksi,” ujarnya.

Kata dia, BPOM juga menggunakan metode “kitchen inspection,” yaitu inspeksi dapur dengan alat khusus untuk mendeteksi keberadaan bakteri atau lemak pada peralatan dapur.

Meskipun hasil pengawasan sementara menunjukkan makanan layak konsumsi, tetapi ia juga menggarisbawahi bahwa ada tantangan dalam pengelolaan makanan untuk skala besar. 

“Produksi massal memerlukan pengawasan ketat dari bahan baku hingga distribusi. Proses yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko kontaminasi,” katanya.

Ke depan, mereka akan mengawasi seluruh tahapan produksi, termasuk saat makanan dikemas dan didistribusikan ke sekolah-sekolah. 

“Kami ingin memastikan potensi kontaminasi teridentifikasi, baik itu dari dapur, kemasan, atau selama distribusi,” demikian Yudi Noviandi.

Baca juga: Program makan bergizi gratis di Aceh Timur menyasar 3.497 pelajar



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025