Remaja Masjid Baitul Kiram Gampong Peuniti, Fadhel Juniansyah mengatakan, bahwa remaja masjid di gampong nya tidak mempunyai strategis khusus untuk menjadi pemenang. Tetapi pihaknya berupaya maksimal untuk menghias mobil bak terbuka menjadi ikon masjid di Gampong Peuniti.
"Tidak ada upaya khusus, kami hanya memaksimalkan persiapan pawai semampu kami hingga menghabiskan biaya sebanyak Rp25 juta untuk tampil," kata Fadhel.
Baca juga: Lautan manusia saksikan pawai takbir sambut Idul Adha di Banda Aceh
Selain menghias mobil, remaja Masjid Baitul Kiram turut membawa serta rombongan pawai yang akan berjalan kaki membawa obor mengiringi lantunan takbir dan tahmid.
Fadhel menyampaikan bahwa penampilan pawai takbir dari Gampong Peuniti tidak hanya sekedar memeriahkan Idul Adha, mereka juga menyelipkan syiar penolakan terhadap kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang akhir-akhir ini marak dikampanyekan.
"Dengan adanya pawai kami tidak hanya memeriahkan Idul Adha, tetapi juga menyuarakan LGBT harus dihapuskan dari seluruh dunia. Kami harap takbiran ini mampu membuka pikiran masyarakat," ujarnya.
Pewarta: Nurul HasanahEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025