Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan bayi gajah sumatra (elephas maximus sumatranus) mati setelah menjalani perawatan intensif di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Kabupaten Aceh Besar.

Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Rabu, mengatakan bayi gajah diberi nama Panton tersebut mati setelah kondisi kesehatannya menurun sejak sebulan terakhir.

"Panton, bayi gajah berusia kurang dua tahun, mati setelah menjalani perawatan intensif di PLG Saree, Kabupaten Aceh Besar, pada Sabtu (11/10) sekira 10.05 WIB," kata Ujang Wisnu Barata.

Baca juga: Bayi gajah sumatra lahir di CRU Peusangan Bener Meriah, begini kondisinya
 

Ujang Wisnu menyebutkan Panton berjenis kelamin jantan. Bayi gajah tersebut menjalani perawatan intensif selama satu tahun satu bulan. Bayi gajah tersebut saat ditemukan berusia kurang lebih tiga bulan

Sebelumnya, kata Ujang, Panton dievakuasi dari Desa Panton, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, setelah terseret arus sungai yang menyebabkannya terpisah dari induknya.

"Usianya saat dievakuasi diperkirakan tiga bulan, usia yang memang masih perlu mendapatkan perhatian khusus dari induknya. Selanjutnya, Panton dibawa ke PLG Saree guna menjalani perawatan," katanya.

Selama di PLG Saree, tim medis dan pawang gajah selalu memantau perkembangan kesehatan bayi gajah tersebut. Tim dan pawang juga selalu memastikan perawatan,  pemberian pakan, serta suplemen selalu terpenuhi.

Namun, kata Ujang, dalam sebulan terakhir ini kondisi kesehatan bayi gajah tersebut mulai menurun, terjadi pembengkakan di area wajah dan mulut, sehingga menyulitkan dan menurunkan nafsu makan maupun dan minum. 

"Tim maupun pawang memberikan segala daya dan upaya agar bayi gajah Panton kembali pulih. Namun, tubuh kecil Panton akhirnya menyerah lunglai tidak berdaya lagi, dan akhirnya meninggal dunia," kata Ujang Wisnu Barata.
 

Baca juga: Bayi gajah ditemukan mati di Aceh Jaya, begini kronologinya



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025