Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal melaporkan bahwa tingkat transaksi atau perputaran uang pada festival kemerdekaan dalam rangka HUT ke 80 RI di Pasar Aceh dan Al-Mahirah mencapai Rp1 miliar.

"Perputaran uang ditaksir Rp 800 juta-Rp1 miliar, dan kebanyakan transaksinya pakai QRIS. Ini bukti nyata bahwa ekonomi rakyat bisa tumbuh pesat dengan kolaborasi dan inovasi," kata Illiza Sa'aduddin Djamal, di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Illiza saat menutup festival kemerdekaan Pasar Aceh dan Pasar Al-Mahirah yang telah berlangsung sejak 1 Agustus 2025 dalam rangka menyambut HUT ke 80 Republik Indonesia, di Banda Aceh.

Baca juga: Illiza dukung langkah hukum Densus 88 ungkap jaringan terorisme di Banda Aceh
 

Dalam event in, kata Illiza, setiap pengunjung yang berbelanja minimal Rp100 ribu berhak atas satu kupon jika membayar tunai dan dua kupon untuk pembayaran menggunakan QRIS.

Hari ini, lanjut dia, pasar Aceh terasa istimewa. Ramai, meriah, dan penuh warna sejak awal festival ini digelar karena ramai dikunjungi masyarakat.

"Artinya, bukan hanya suasana pasar yang hidup, tetapi omzet para pedagang pun ikut bangkit. Inilah yang kita sebut kemerdekaan ekonomi, ketika rakyat berdaulat atas usaha dan rezekinya sendiri," ujarnya.

Illiza bersyukur karena voucher kemerdekaan yang diedarkan panitia melampaui target awal sebanyak tiga voucher. Sehingga, perputaran uang pada festival ini dapat ditaksir mencapai Rp1 miliar.

Dirinya menjelaskan, sejak diresmikan pada 1990, kawasan Pasar Aceh telah menjadi ikon perdagangan Banda Aceh. Bahkan, pernah menjadi simbol kejayaan perdagangan.

Baca juga: Kunjungi TK & SD Methodist, Bunda PAUD Kota Banda Aceh Tekankan Pentingnya Kesehatan Anak Sejak Dini

Ia menegaskan, Pemerintah Kota Banda Aceh akan terus mendukung revitalisasi pasar, pemberdayaan UMKM, dan pembinaan generasi muda kreatif. 

"Hari ini kita sedang menulis bab baru dari kisah itu. Festival ini membuktikan bahwa pasar tradisional tetap relevan sebagai pusat interaksi, budaya, dan inovasi, tanpa kehilangan jati dirinya," kata Illiza.

Untuk diketahui, festival kemerdekaan Pasar Aceh dan Pasar Al-Mahirah menghadirkan lebih dari 30 mitra, mulai dari perbankan, instansi pemerintah, BUMD, industri kecantikan, talent agency, hingga UMKM.

Festival ini juga inklusif dan ramah untuk semua usia. Rangkaian acaranya antara lain, lomba mewarnai, diskusi inkubasi ide pengembangan Pasar Aceh, pelatihan konten kreator bagi pedagang, hingga aneka lomba khas pasar dari seperti kukur kelapa, potong ayam, potong ikan, dan lomba masak sehat murah dan enak.

Selain itu, 32 merchant juga tampil dalam fashion show bersama Dekranasda Banda Aceh dengan melibatkan 30 model profesional dan 30 makeup artist, serta didukung bazar UMKM dan booth promosi yang menghadirkan produk serta kuliner khas Banda Aceh.


Baca juga: Wali Kota Banda Aceh ancam cabut izin untuk pengusaha yang langgar syariat Islam



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025