Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan pengrajin tempe di Aceh masih tetap bertahan di saat kenaikan harga kedelai impor yang merupakan bahan baku makanan tersebut sejak setelah lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

Zikra, pengrajin tempe, di Kabupaten Aceh Besar, Rabu, mengatakan kenaikan harga kedelai impor hampir setiap hari terjadi. Kenaikan berkisar Rp100 hingga Rp300 per kilogram.

"Harga kedelai impor pada bulan puasa lalu mencapai Rp9.100 per kilogram. Kemudian naik menjelang lebaran menjadi Rp9.500 per kilogram. Kini, harganya terus naik hampir setiap hari dan sekarang sudah pada posisi Rp10.200 per kilogram," kata Zikra.

Baca juga: Dua terdakwa korupsi bantuan kedelai Aceh Barat divonis setahun penjara, lebih rendah dari tuntutan

Ia menyebutkan usaha tempe yang dijalaninya membutuhkan satu ton kedelai. Kedelai yang dipasok merupakan impor dari Amerika Serikat yang dibeli melalui distributor di Sumatera Utara.

Kendati harga kedelai terus mengalami kenaikan, Zikra mengatakan usahanya tempe yang diproduksinya tetap terus beroperasi. Dan tempe yang dijual juga tidak mengalami perubahan ukuran serta harga.

"Harga tempe yang kami jual kepada pedagang tidak mengalami kenaikan yakni Rp2.000 per bungkus. Begitu ukuran, yang kami kurangi, walau harga kedelai terus merangkak naik," kata Zikra.

Menurut dia, daya beli masyarakat saat ini menurun. Jika menaikkan harga jual tempe atau mengurangi ukuran jika akan berdampak pada tingkatkan pembelian masyarakat. Kenaikan harga bisa menyebabkan masyarakat tidak lagi memberi tempe yang dihasilkan.

"Daya beli masyarakat ini yang kami jaga. Kami tetap bertahan dengan kondisi ini agar produksi bisa terus berjalan dan tidak rugi banyak. Hanya saja, dalam kondisi seperti ini, keuntungan yang diperoleh turun berkurang," katanya.

Zikra mengatakan usahanya akan terus bertahan sepanjang harga kedelai masih di bawah Rp11 ribu per kilogram. Jika harga kedelai di atas Rp11 ribu, maua tidak mau harga jual tempe dan ukurannya disesuaikan.

"Saat ini, yang penting bisa bertahan, produksi berjalan lancar serta biaya operasional bisa tertutupi. Kami berharap pemerintah dapat mengatasi naiknya harga kedelai impor tersebut," kata Zikra.


Baca juga: Dua ASN Pemkab Aceh Barat terdakwa korupsi kedelai mulai jalani sidang hari ini



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025