Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh Darwati A Gani menyatakan telah mengunjungi sejumlah pasar penjualan beras di Aceh sebagai bagian pengawasan antisipasi penjualan beras oplosan dan kenaikan harga beras di provinsi itu.
“Kami mendapat tugas untuk turun memantau beras di Aceh dan dari pemantauan ke sejumlah pasar di Banda Aceh khususnya harga beras mahal dan sejauh ini belum ada peredaran beras oplosan,” kata Darwati A Gani di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan di sela-sela meninjau langsung pelaksanaan gerakan Pangan Murah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berlangsung di Kantor Camat Baiturrahman, Banda Aceh.
Baca juga: Darwati minta Pemprov Aceh perpanjang eksistensi lembaga KPPAA
Ia menjelaskan dalam pengawasan tersebut dirinya ikut berkoordinasi dengan dinas pangan dan instansi terkait guna meninjau langsung perkembangan pasar beras di Aceh terutama terkait adanya isu peredaran beras oplosan.
“Pantauan yang kita lakukan di pasar-pasar yang menjual berus tidak ada kita temukan adanya beras oplosan, namun demikian kami akan terus mengawasi dan semua pihak juga harus mengawasi secara ketat,” katanya.
Pemimpin Bulog Kantor Wilayah Aceh Ihsan mengatakan pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan bersama dengan instansi terkait guna memastikan tidak ada beras oplosan beredar di Aceh.
“Kita bersama dengan Satgas Pangan secara berkala melakukan kunjungan langsung ke lapangan guna memastikan kualitas beras yang beredar di pasaran,” katanya.
Menurut dia berkurangnya pasokan beras di pasaran karena tidak ada lagi musim panen dan pasokan akan mulai berlangsung kembali pada musim panen gadu pada Agustus sampai September dan harga akan stabil.
“Kenaikan harga beras saat ini dipicu karena tidak adanya musim panen. Ini merupakan siklus, di mana saat panen tidak ada lagi maka barang yang tersedia berkurang. Panen yang berlangsung Agustus nanti akan ikut mempengaruhi harga dan puncak panen raya pada Januari,” katanya.
Baca juga: Darwati tegaskan hukuman berat pejabat di Aceh perkosa santri di bawah umur
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025