Aceh Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur melalui Dinas Kelautan Perikanan menyatakan penjualan ikan bandeng hasil budi daya masyarakat di daerah itu kini mampu menembus pasar internasional di Korea Selatan dan Jepang.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Aceh Timur Syarifuddin di Aceh Timur, Jumat, mengatakan ikan bandeng tersebut mampu menembus pasar ekspor di Korea Selatan dan Jepang untuk dijadikan pakan tuna. 

"Ikan bandeng dari Aceh Timur ini bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk pakan tuna karena ukuran ikannya juga kecil-kecil. Dan ikan bandeng tersebut hasil binaan perbankan di Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur," katanya.

Syarifuddin menyebutkan permintaan ikan bandeng dari pasar luar negeri cukup tinggi. Sedangkan produksi ikan bandeng di Aceh Timur juga termasuk banyak hingga mencapai 10.071 ton pada 2024.

Baca: Ikan bandeng Aceh mulai dilirik pasar global, kenapa

Selain pasar ekspor, kata dia, ikan bandeng tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Aceh Timur dan sekitar. Ikan bandeng itu dipasarkan ke sejumlah pasar tradisional.

"Sentra produksi ikan bandeng di Kabupaten Aceh Timur tersebar di beberapa kecamatan pesisir, di antaranya Pereulak Timur, Simpang Ulim dan Madat. Produksi terbanyak di Kecamatan Madat. Bandeng tergolong jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi dan dijadikan pakan tuna," kata Syarifuddin.

Ia mengatakan Pemkab Aceh Timur melalui Dinas Kelautan Perikanan terus mendorong masyarakat membudidayakan ikan bandeng. Apalagi Kabupaten Aceh Timur memiliki luas tambak budi daya mencapai 18 ribu hektare.

"Luas tambak belasan ribu hektare tersebut merupakan potensi budi daya ikan bandeng. Kalau ini dikembangkan dengan baik, maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama yang berada di pesisir," kata Syarifuddin.

Baca: Produksi ikan bandeng di Aceh Timur capai 10 ribu ton

 



Pewarta: Hayaturrahmah
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025