Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat penurunan tarif listrik berkontribusi besar dalam menekan laju inflasi di Aceh pada Januari 2025. 

"Secara keseluruhan, meskipun harga bahan pangan mengalami kenaikan. Dampak penurunan tarif listrik cukup signifikan dalam menekan laju inflasi," kata Kepala BPS Provinsi Aceh Ahmadriswan Nasution di Banda Aceh, Senin.

Ia mengatakan, inflasi month to month (mtm) periode Desember 2024-Januari 2025 untuk kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencapai -9,97 persen, dan memiliki andil terbesar terhadap deflasi Aceh sebesar -1,59 persen. 

Kemudian, untuk kelompok penyumbang deflasi mtm lainnya, yakni tomat -0,21 persen, angkutan udara, jeruk nipis/limau, dan labu siam/jipang masing-masing sebesar -0,01 persen.

"Sedangkan kelompok lainnya seperti cabai merah, ikan tongkol, ikan dencis, bawang merah, dan cabai rawit menyumbang inflasi mtm di Aceh," katanya. 

Sementara itu, secara tahunan Aceh mengalami inflasi year on year (yoy) Januari 2024-Januari 2025 sebesar 1,61 persen, artinya harga barang/jasa secara umum naik 1,61 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Baca: Emas perhiasan penyumbang inflasi tertinggi di Aceh pada akhir 2024

Sama seperti inflasi mtm, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami deflasi tertinggi -7,55 persen sehingga mampu menekan laju inflasi di Aceh sebesar -1,20 persen. 

"Kelompok ini menahan laju inflasi secara umum," ujarnya.

Dirinya menyebutkan andil deflasi utama pada inflasi Aceh Januari 2025 yakni dipengaruhi besar oleh tarif listrik sebesar -1,62 persen, disusul tomat -0,28 persen, kangkung -0,07 persen, bensin -0,06 persen, dan angkutan udara -0,03 persen. 

Adapun komoditas yang memiliki andil inflasi yoy ini didorong oleh kenaikan harga cabai merah 0,40 persen, emas perhiasan 0,36 persen, tarif air minum 0,32 persen, minyak goreng 0,29 persen, dan sigaret kretek mesin 0,27 persen.

Ahmadriswan menambahkan, dari lima kabupaten/kota di Aceh, ada tiga daerah mengalami deflasi mtm, yakni Meulaboh -0,44 persen, Banda Aceh -0,47 persen, dan Aceh Tamiang -0,17 persen, sedangkan  Kabupaten Aceh Tengah inflasi mtm 0,27 persen dan Lhokseumawe 0,38 persen.

"Adapun Inflasi yoy paling tinggi terdapat di Kota Lhokseumawe sebesar 2,41 persen, sedangkan paling rendah terdapat di Kota Banda Aceh sebesar 1,12 persen," demikian Ahmadriswan.

Baca: Aceh Besar intensifkan pemantauan pasar kendalikan inflasi
 



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025