Banda Aceh (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, memproduksi garam mencapai 4,9 ton sejak Januari hingga Juli 2025.

"Garam yang kami produksi mencapai 4,9 ton. Garam tersebut kami produksi sepanjang 2025 atau Januari hingga Juli tahun ini," kata Zulfikar, pemilik usaha garam, di Simeulue, Senin.

Zulfikar merintis produksi garam sejak beberapa tahun terakhir. Usahanya tersebut menargetkan produksi garam pada 2025 mencapai 9.800 kilogram atau 9,8 ton.

"Kami berupaya meningkatkan produksi seiring dibangunnya sarana pendukung. Namun karena keterbatasan modal, pengembangan usaha sesuai dengan kemampuan yang ada," kata Zulfikar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Simeulue Intan Purnama Sari mengatakan pemerintah daerah terus berupaya mengembangkan potensi produksi garam.

"Sebab secara geografis, Kabupaten Simeulue dikelilingi lautan, sehingga memiliki potensi usaha produksi garam menjanjikan. Pengembangan potensi garam ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Intan Purnama Sari.

Sebelumnya, Kepala DKP Aceh Aliman mengatakan pihaknya mengembangkan tiga kabupaten di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sebagai sentra produksi garam karena miliki potensi cukup besar.

"Tiga daerah yang dijadikan kawasan pengembangan sentra produksi garam tersebut yakni Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Simeulue," katanya.

Aliman mengatakan dengan adanya pengembangan sentra produksi garam tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan garam di Provinsi Aceh. Kebutuhan garam berdasarkan estimasi mencapai 46 ribu ton per tahun.

Dari kebutuhan 46 ribu ton tersebut, kata dia, sebanyak 10 ribu ton untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Selebihnya, sebanyak 36 ribu ton untuk kebutuhan industri. Selama ini kebutuhan industri dipasok dari luar daerah.

"Selama ini, produksi garam di Aceh hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Begitu juga dengan produsen garam, masih dalam bentuk usaha rumahan atau berskala kecil, belum menjadi industri. Kalau usaha rumahan, produksi tidak kontinu," kata Aliman.

Baca juga: Tiga daerah ini dikembangkan sebagai sentra produksi garam di Aceh



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025