Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh mempercepat menyelesaikan jembatan Bailey di kawasan Awe Geutah, Kabupaten Bireuen yang rusak diterjang banjir sebagai alternatif lintas nasional sementara, mengingat jembatan utamanya juga rusak berat dan butuh waktu lalu memperbaikinya.
“Kita harus segera membuka jalur pengganti agar mobilitas warga dan distribusi logistik tidak lumpuh terlalu lama,” kata Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah,di Bireuen, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan saat meninjau perbaikan jembatan Awe Geutah di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, bersama Bupati Bireuen, Mukhlis.
Kerusakan jembatan tersebut memutus total arus transportasi darat dari Banda Aceh menuju Medan melalui jalur tengah Bireuen. Situasi ini semakin diperparah dengan ambruknya jembatan Kuta Blang di jalan nasional yang selama ini menjadi penghubung utama.
Wagub menegaskan, bahwa pemerintah menargetkan pembangunan jembatan alternatif dilakukan secepat mungkin untuk memulihkan konektivitas antarwilayah.
Baca: Update Banjir Aceh, Warga nyebrang gunakan gondola darurat di Teupin Mane
Sementara itu, Pelaksana Pekerjaan jembatan Bailey itu, Munizar dari PT Takabeya mengatakan, jembatan Bailey kemungkinan menjadi alternatif akses jalan nasional sebelum jembatan di Kutablang selesai.
"Kita terus kebut, Insya Allah jembatan ini bisa diselesaikan lima hari kedepan, sehingga bisa dipergunakan warga baik dari Banda Aceh ke Medan maupun sebaliknya," katanya.
Dirinya menuturkan, perbaikan jembatan ini dilakukan oleh Kementerian PU dengan bantuan prajurit Yonzipur TNI AD, serta dibantu masyarakat setempat.
Sejauh ini, untuk jembatan Bailey tersebut sudah selesai dirangkai sepanjang 35 meter, tinggal dibuatkan panel pembantu mendorong Bailey ke seberang jembatan.
"Doa dari masyarakat semuanya agar pekerjaan pemasangan jembatan Bailey ini berjalan lancar dan bisa dimanfaatkan segera dalam rangka penanganan bencana Aceh," demikian Munizar.
Baca: Ditpolairud Polda Aceh sediakan perahu karet untuk penyeberangan bantuan banjir Bireuen
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025