"Kalau bisa, pemerintah adakan waktu untuk kita bekerja tidak seperti biasa. Misalnya 14 hari kerja, 14 hari libur," kata Nurdiansyah saat membagikan cerita dan opininya selama menangani COVID-19 dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Minggu.
Nurdiansyah mengaku selama bekerja menangani pasien COVID-19, tidak ada perubahan pola waktu kerja. Ia tetap bekerja sesuai dengan aturan yang sama seperti saat sebelum COVID-19 merebak di Indonesia khususnya di ibu kota.
Ia pun menceritakan bahwa sudah sebulan ia tidak bertemu keluarga karena harus menjadi garda terdepan yang mengurus pasien-pasien terinfeksi COVID-19.
"Jujur saya sudah sebulan lebih tidak bertemu dengan orang tua. Saya memang khawatir, karena orang tua saya memiliki penyakit penyerta (komorbid)," ujar Nurdiansyah.

Meski raut wajahnya terlihat sedih usai membagikan kisahnya, Nurdiansyah tetap mengapresiasi pemerintah karena telah menyediakan fasilitas yang layak bagi para petugas medis selama merawat pasien-pasien COVID-19.
"Alhamdullilah pemerintah sudah memberikan penginapan untuk teman-teman agar bisa transit dan beristirahat," kata Nurdiansyah.
Lebih lanjut, Nurdiansyah berpesan tidak hanya pemerintah namun seluruh lapisan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan COVID-19 mengikuti anjuran serta aturan yang sudah ditetapkan.
"Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi COVID-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua," ujar Nurdiansyah.
Pewarta: Livia KristiantiUploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025