Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I mengerahkan sebanyak 21 alat berat untuk memulihkan kondisi sungai, tanggul, dan layanan dasar masyarakat pascabencana banjir dan longsor di Aceh.

“Penanganan darurat pada tanggul, sungai, dan akses vital harus dipastikan berjalan tanpa menunggu. Kita akan terus memperkuat dukungan alat berat dan personel sampai kondisi kembali pulih,” kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Kamis.

Total 21 unit alat berat BWS Sumatera I tersebut telah berada di lapangan mendukung operasi darurat penanggulangan bencana, khususnya di sektor Sumber Daya Air (SDA). Tersebar di Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bireuen, dan Aceh Tenggara. 

Menteri PU menegaskan, pihaknya berkomitmen menjadi garda terdepan dalam penanganan infrastruktur sumber daya air, mengingat dampak bencana menyebabkan 36 titik tanggul jebol, 143 titik tanggul kritis, serta kerusakan pada jaringan irigasi di berbagai kabupaten. 

"Penanganan darurat dilakukan secara paralel dengan memprioritaskan lokasi-lokasi dengan risiko terjadinya banjir susulan melalui pengerahan alat berat dan personel tanggap darurat," ujarnya.

Ia menyampaikan, puluhan alat berat seperti excavator, excavator long arm, hingga wheel loader bekerja di lokasi-lokasi kritis dengan pekerjaan pengalihan aliran sungai, pembersihan sedimen, perbaikan tanggul, serta pembukaan akses bagi logistik dan evakuasi. 

Baca: BWS Sumatera I kerahkan 17 alat berat untuk pemulihan bencana Aceh

Dody menyebutkan, salah satu pekerjaan prioritas adalah lanjutan pengalihan aliran sungai Manyang di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya yang terus digarap untuk mencegah limpasan air kembali meluas ke pemukiman. 

Di Aceh Tamiang, lanjut dia, BWS Sumatera I juga mendukung pemulihan akses dan layanan dasar masyarakat melalui pembersihan sedimen pada ruas-ruas utama kawasan Kuala Simpang. 

"Bersamaan dengan itu, bantuan logistik seperti sembako, selimut, dan kebutuhan pengungsi turut disalurkan ke berbagai titik terdampak oleh Satker Bendungan dan PPK operasi dan pemeliharaan," katanya.

Pembersihan infrastruktur pendidikan dan keagamaan juga menjadi perhatian. Sejak 8 Desember, tim BWS Sumatera I diturunkan untuk melakukan pembersihan infrastruktur dayah (pesantren) di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, serta membuka akses jalan inspeksi dan fasilitas umum lainnya yang terdampak lumpur dan material banjir. 

Kementerian PU memastikan, penanganan darurat akan terus dilanjutkan hingga seluruh lokasi kritis tertangani dan kondisi pelayanan dasar masyarakat kembali normal.

"Koordinasi dengan pemerintah daerah, BPBD, dan TNI/Polri juga diperkuat guna memastikan distribusi alat berat, logistik, serta kegiatan lapangan berjalan efektif dan terukur," demikian Dody Hanggodo.

Baca: Jembatan bailey Awe Geutah Bireuen jadi alternatif lintas nasional



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025