Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana membangun titik pengungsian terpadu di setiap kecamatan guna memudahkan pelayanan dasar para pengungsi bencana banjir di Provinsi Aceh 

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Kamis, mengatakan pembangunan pengungsian terpadu tersebut untuk mengurangi penyebaran titik pengungsian, sehingga memudahkan pelayanan dasar kepada pengungsi korban bencana.

"BNPB akan membangun titik pengungsian terpadu. Titik pengungsian terpadu tersebut ditempatkan di setiap kecamatan, di mana nantinya para pengungsi mendapatkan pelayanan dasar," katanya.


Baca juga: BNPB fokus distribusi kebutuhan dasar pengungsi di Aceh

Ia menyebutkan pengungsian terpadu terus untuk menarik para korban yang kini mengungsi terpisah-pisah dan ditempatkan dalam satu tempat yang memiliki pelayanan terpadu.

Abdul Muhari mengatakan layanan terpadu tersebut di antaranya dapur umum, kesehatan, mandi cuci kasus (MCK), pemulihan trauma atau psikososial, sekolah untuk anak-anak, dan lainnya.

Menurut Abdul Muhari, jumlah titik pengungsian terpadu tersebut tergantung banyaknya pengungsi di setiap kecamatan tersebut. Jumlah pengungsian terpadu tersebut bisa lima hingga 10 lokasi.

"Pengungsian terpadu ini hingga ada hunian sementara. Pengungsian terpadu ini untuk mendekatkan masyarakat korban bencana dengan pelayanan dasar, sehingga mereka mendapatkan semua kebutuhan dasar," kata Abdul Muhari.

Abdul Muhari menyebutkan dari 18 kabupaten kota yang terdampak bencana banjir dan longsor pada akhir 2025, ada 13 kabupaten kota dengan titik pengungsian yang terpisah-pisah. Adapun total pengungsian tersebar di sebanyak  2.186 titik.

"Titik pengungsian ini masih terpisah-pisah. Oleh karena itu, pengungsian yang terpisah-pisah tersebut perlu dirangkul dalam satu tempat yang terpusat, sehingga pelayanan dasar diberikan dapat lebih dioptimalkan," kata Abdul Muhari.

Baca juga: Marcella Zalianty semangati pengungsi bencana banjir Aceh di Pidie Jaya



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025