Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Bangladesh melalui Duta Besarnya untuk Indonesia Tarikul Islam menyatakan ketertarikan untuk menjalin kerjasama strategis dengan pemerintah Aceh, khususnya di sektor industri, agrikultur, dan perdagangan hasil alam. 

"Kita menyambut baik rencana pemerintah Bangladesh tersebut, dan Aceh siap membuka kerjasama konkret yang bisa dimulai melalui kerjasama pada bidang manufaktur dan pertanian," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir, di Banda Aceh, Jumat.

Pernyataan tersebut disampaikan M Nasir saat melakukan pertemuan resmi dengan Dubes Bangladesh, Tarikul Islam, di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.

Untuk tahap awal, kata M Nasir, akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua pihak guna memperkuat kerja sama ekonomi.

Baca: FOTO - Pemerintah dukung hilirisasi komoditas nilam

“Saya kira yang pertama adalah membuat MoU untuk kerja sama pembangunan di sisi manufaktur dan agrikultur. Kita mulai dari hal yang produktif seperti pertanian, peternakan, dan sayur mayur,” ujarnya.

Menurutnya, langkah ini juga menjadi peluang kerjasama yang menguntungkan dan paling dibutuhkan saat ini, terutama pada kebutuhan pasokan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sekda menambahkan, Aceh memiliki potensi besar untuk ekspor hasil alam seperti kopi dan ikan laut. Apalagi, secara budaya Aceh punya banyak kesamaan dengan Bangladesh. Karena itu, kerjasama ini sangat realistis dikembangkan.

"Jika berjalan baik, kita juga bisa membahas peluang ekspor batu bara dan energi seperti yang diminati oleh Bangladesh,” kata M Nasir.

Sementara itu, Dubes Bangladesh, Tarikul Islam menegaskan bahwa negaranya tertarik untuk menjajaki kerjasama dengan Aceh pada sektor agrikultur dan industri garmen. 



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025