Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Malaka melakukan lifting kondensat 60.730,41 barel dari wilayah kerja (WK) Blok A Medco Aceh Timur, menuju Kilang TPPI Tuban, Jawa Timur.

"Lifting kondensat 60.730,41 barel dari Blok A tersebut telah berhasil dilakukan pada Accepted Loading Date (ALD) atau tenggat waktu 17–18 Oktober 2025," kata Pengawas Lifting BPMA, Irfansyah, di Banda Aceh, Kamis.

Prosesi pengapalan kondensat tersebut berlangsung di terminal Blang Lancang, eks Kilang Arun Lhokseumawe. Diangkut menggunakan  kapal MT Union Trust, dengan tujuan domestik ke Kilang TPPI Tuban, Jawa Timur. Dalam hal ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bertindak sebagai pembeli. 

Baca juga: BPMA dan PGE lifting 87.994 barel kondensat ke Thailand
 

Irfansyah mengatakan, pengapalan ini menjadi bagian penting dari upaya pencapaian target lifting kondensat  2025 dari WK Aceh di bawah pengelolaan BPMA.

Sementara itu, Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Ibnu Hafizh, memaparkan bahwa dengan terlaksananya lifting kali ini, realisasi kumulatif lifting kondensat dari Blok A telah mencapai 237.310,37 barel atau setara 781 barel per hari (BOPD).

Capaian ini, kata dia, mencerminkan 98 persen dari target program kerja dan anggaran atau work program and budget (WP&B) 2025 yang ditetapkan sebesar 800 BOPD per hari (belum 100 persen).

Tetapi, capaian baru terhitung sampai pertengahan Oktober atau kuartal ketiga, dan masih tersisa satu kuartal lagi sampai Desember 2025 untuk mengejar target tersebut.

"Insya Allah target yang sudah ditetapkan pada WP&B 2025 bisa dicapai dengan baik dan sukses,” kata Ibnu.

Dirinya menambahkan, capaian ini sebenarnya patut diapresiasi mengingat kegiatan produksi di Blok A sempat mengalami shutdown maintenance panjang sejak akhir Juli hingga awal September 2025, serta adanya anomali produksi setelah shutdown maintenance hingga awal Oktober 2025. 

Kegiatan shutdown tersebut, meliputi pekerjaan utama pada sumur Alur Siwah, yaitu penggantian x-mass tree dan acid fracturing, serta sejumlah pekerjaan maintenance pendukung di fasilitas pemrosesan gas Alur Siwah Central Processing Plant (AS CPP).

"Ramp-up produksi kembali ke kondisi normal baru dapat dilakukan pada awal Oktober 2025," ujar Ibnu.

Baca juga: Menanti kesejahteraan dari hulu migas, asa baru dari sumur rakyat
 

Dalam kesempatan ini, Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan menegaskan bahwa capaian ini menjadi energi positif bagi kinerja migas di Aceh. 

Di mana, setelah melalui masa shutdown panjang, Blok A mampu kembali stabil dan berkontribusi terhadap lifting kondensat nasional. Harapannya, produksi kondensat dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk mendukung target nasional tahun berjalan,” ujarnya.

"Keberhasilan lifting pasca shutdown maintenance yang memakan waktu panjang ini menegaskan sinergi kuat antara BPMA dan KKKS dalam menjaga keberlanjutan produksi serta mendukung ketahanan energi nasional dari WK Migas Aceh," demikian Muhammad Mulyawan.


Baca juga: Komisi XII DPR RI: KKKS di Aceh harus percepat eksploitasi jika temukan cadangan migas



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025