Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Posko Komando Darurat Bencana Hidrometerologi Aceh M Nasir menyatakan, penanganan kebencanaan di provinsi ujung barat Indonesia tersebut masih fokus kepada evakuasi dan penyelamatan warga yang masih terjebak di daerah yanf terisolasi.

"Penanganan masih fokus pada evakuasi dan penyelamatan terhadap warga yang terjebak di wilayah terisolir akibat bencana banjir dan longsor melanda Aceh pada Rabu (26/11)," kata M Nasir di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan M Nasir dalam pertemuan dengan unsur lembaga swadaya masyarakat, masyarakat sipil, serta lainnya di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh.

Baca juga: Korban banjir bandang Aceh Tamiang butuh air bersih

M Nasir mengatakan beberapa wilayah yang terisolir dan sulit diakses melalui jalur darat di Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Utara, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Selain evakuasi dan penyelamatan, kata dia, Pemerintah Aceh bersama pihak terkait lainnya juga memfokuskan distribusi bantuan logistik ke wilayah bencana dan terisolir tersebut.

"Pemerintah Aceh juga terus berupaya membuka akses darat ke sejumlah wilayah bencana. Seperti ke wilayah tengah di Kabupaten Bener Meriah melalui Jalur KKA. Di jalur tersebut tersisa 12 kilometer lagi yang belum tembus," katanya.

Begitu juga di wilayah lainnya, seperti jalur Lokop di Aceh Timur menuju Pining di Kabupaten Gayu Lues. Pemulihan jalur terus dilakukan dengan mengerahkan alat berat membersihkan titik longsor.

"Kami terus berupaya membuka konektivitas wilayah agar akses darat ke wilayah tengah terbuka, sehingga mempermudahkan logistik kepada masyarakat korban bencana," kata M Nasir.

Baca juga: Bupati Aceh Selatan minta maaf
 

M Nasir yang juga me jabat Sekda Aceh juga memaparkan kondisi wilayah bencana di provinsi itu. Sebanyak 14 dari 23 kabupaten kota dengan status tanggap darurat, empat kabupaten siaga darurat dan satu kabupaten dalam status siaga bencana.

Sedangkan jumlah pengungsi tercatat sebanyak 831.124 jiwa dari 215.141 keluarga. Sedangkan lokasi pengungsian tersebar di 2.365 titik yang tersebar di 3.658 gampong atau desa dalam 225 kecamatan.

"Untuk rumah rusak mencapai 75.451 unit, bangun sekolah sebanyak 33 unit, dan perkantoran sebanyak 258. Angka-angka tersebut sifatnya sementara karena pendataan di lapangan masih berlangsung," katanya.

Terkait dengan perbaikan rumah rusak, M Nasir mengatakan pihaknya sudah membahas dengan Menteri Perumahan dan Permukiman Maruar Sirait. Untuk jangka pendek diprioritaskan rumah rusak ringan.

"Perbaikan rumah rusak ringan dapat mengurangi jumlah pengungsian. Sedangkan, rumah rusak berat dan hilang dilakukan berikut. Menyangkut skema pembiayaan masih dalam pembahasan," kata M Nasir.


Baca juga: Sebanyak 30 kapal nelayan rusak akibat banjir di Aceh Timur



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025