Aceh Timur (ANTARA) - UPTD Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur, menyatakan sebanyak 30 kapal nelayan di daerah itu rusak akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.
Kepala UPTD Pelabuhan PPN Idi Ermansyah di Aceh Timur, Selasa, mengatakan kerusakan kapal nelayan terjadi saat banjir dari hulu dengan arus deras ke kawasan muara dan pesisir, menghantam deretan kapal yang sedang ditambatkan nelayan.
"Ada sekitar 30 kapal nelayan di kawasan Idi dan sekitarnya yang mengalami kerusakan akibat banjir. Kerusakannya bervariasi, mulai dari patah lunas, lambung retak, hingga mesin terendam air,? kata Ermansyah.
Kerusakan tersebut, kata dia, membuat aktivitas nelayan terhenti total karena sebagian besar kapal yang rusak merupakan armada utama nelayan kecil yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan harian.
"Tanpa kapal, para nelayan tidak bisa mencari nafkah karena tidak memiliki alternatif pekerjaan lain," kata Ermansyah.
Ermansyah mengatakan jumlah kapal nelayan di Kabupaten Aceh Timur mencapai 395 unit dengan bobot berkisar lima hingga 100 gross ton (GT).
"Saat bencana melanda Kabupaten Aceh Timur pada Rabu (26/11), sebanyak 11 unit berangkat melaut. Selebihnya masih mengurus dokumen untuk melaut," katanya.
Baca: Pemkab: 11.010 hektare sawah di Aceh Timur terendam banjir
Ermansyah memperkirakan nilai kerugian mencapai ratusan juta rupiah, mengingat biaya perbaikan kapal tidak kecil. Untuk memperbaiki satu kapal saja bisa menghabiskan puluhan juta.
"Apalagi kalau mesin ikut rusak. Ini pukulan berat bagi nelayan di Kabupaten Aceh Timur," katanya.
Saat ini, kata dia, UPTD PPN Idi bersama aparatur gampong dan kelompok nelayan, mendata lanjutan untuk memastikan jenis kerusakan dan kebutuhan perbaikan.
"Data tersebut akan dilaporkan ke dinas terkait agar bantuan untuk nelayan dapat segera diproses. Kami berharap ada dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat agar kapal-kapal nelayan ini bisa segera diperbaiki. Kalau tidak, mereka tidak bisa melaut dalam waktu lama," kata Ermansyah.
Selain kerusakan kapal, Ermansyah juga menyebut produktivitas ikan yang didaratkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi menurun drastis pascabencana.
Sejak banjir melanda dan nelayan tidak bisa melaut, pasokan ikan segar hampir tidak ada. Ikan yang beredar di pasar selama beberapa hari terakhir umumnya merupakan stok lama yang masih tersisa sebelum banjir.
"Produksi ikan minim. Pasar hanya mengandalkan stok sebelum banjir dan kualitasnya sudah banyak menurun. Akibatnya, harga jual ikan di pasaran kini bervariasi dan cenderung tidak stabil," kata Ermansyah.
Baca: BPBD: Banjir susulan landa Aceh Timur
Pewarta: HayaturrahmahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025