Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Lhokseumawe berencana merelokasi atau memindahkan sebanyak 92 imigran Rohingya dari tempat penampungan saat ini di eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe ke lahan kosong di wilayah setempat pada Desember mendatang.

"Kita harapkan pemindahan atau penempatan sementara Rohingya di lokasi baru ini tidak menimbulkan permasalahan internal maupun eksternal," kata Asisten I Pemko Lhokseumawe M Maxalmina, di Lhokseumawe, Rabu.

Adapun lokasi yang disiapkan tersebut berada di lahan kosong seluas dua hektare yang dipinjam pakai secara gratis dari pesantren atau Yayasan Zurriyatul Qurani Al Ma'arif di Gampong Masjid Masjid Punteuet, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Di lokasi baru tersebut, nantinya bakal dibangun selter dan meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) dapat memfasilitasinya

Dalam surat Wali Kota Lhokseumawe kepada UNHCR dan IOM, pemerintah meminta kedua lembaga pengungsi tersebut dapat memfasilitasi pemindahan Rohingya ke lokasi yang telah ditentukan itu paling lambat pada 15 Desember 2025.

Baca: Kejati Aceh tangkap DPO terpidana kasus TPPO Rohingya

Pemindahan sementara ini dilakukan karena lokasi awal pengungsi Rohingya yang terdiri dari 44 laki-laki dan 48 perempuan tersebut yaitu eks kantor Imigrasi Lhokseumawe bakal direnovasi dan difungsikan kembali.

Maxalmina menyampaikan, lokasi baru ini memiliki jarak tempuh sekitar tiga kilometer dari jalan lintas provinsi, dan jauh dari pemukiman penduduk, sehingga dianggap lebih tepat menampung sementara para pengungsi.

"Lokasi ini tidak dekat dengan pemukiman penduduk, dan nanti pihak pesantren juga bersedia memberikan bimbingan dan pelatihan kepada pengungsi," ujarnya.

Selain itu, kata dia, sejauh ini pemerintah setempat juga telah berkoordinasi dengan UNHCR, hingga aparatur desa setempat untuk bersama-sama memberikan pengawasan serta pendampingan kepada pengungsi.

Pemkot Lhokseumawe juga menekankan bahwa seluruh fasilitas seperti selter atau lainnya yang bakal dibangun nanti hanya bersifat sementara.

"Kita juga berharap seluruh fasilitas yang disediakan oleh UNHCR dan IOM nantinya bisa dengan baik, agar dapat digunakan dalam jangka waktu panjang," demikian Maxalmina.

Baca: Ditjen Imigrasi: Pengungsi Rohingya di Aceh tinggal 429 orang
 



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025