Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) Press bersama Kita Kreatif USK menggelar bedah buku berjudul 20 Perempuan dari Ambon menghadirkan kisah-kisah inspiratif perempuan Maluku saat menghadapi tsunami Ambon, konflik, hingga pandemi COVID-19 dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional, .
Rina Suryani Oktari, penulis buku 20 Perempuan dari Ambon, di Banda Aceh, Selasa, mengatakan buku ini awalnya merupakan sebuah topik penelitian penulis yang berjudul Kajian peran perempuan di Kota Banda Aceh dan Kota Ambon dalam membangun ketahanan masyarakat pada tiga fase krisis (konfilik, tsunami, dan pandemi COVID-19).
Kemudian, kesamaan situasi yang dialami perempuan Aceh dan Ambon membuatnya tertarik untuk mengkaji dan melahirkan sebuah buku inspiratif yang melibatkan perempuan dan pemangku kepentingan lokal.
Dalam buku ini, Okta mengangkat ketangguhan yang dimiliki perempuan untuk bertahan hidup. Lebih dari sekadar itu, tokoh perempuan dalam buku ini menjadi hero dalam terwujudnya perdamaian untuk mengakhiri konflik.
“Perempuan sering dibentuk oleh sosial-budaya untuk memandang dirinya sebagai makhluk yang lemah, emosional dan tak berdaya. Namun, berkaca pada peran perempuan Ambon dalam menghadapi tiga fase kriris yang terjadi di Ambon, perempuan adalah kelompok paling efektif dalam mengupayakan dan membangun perdamaian serta ketangguhan,” kata Okta dalam diskusi.
Dalam diskusi yang berlangsung, dia juga menyampaikan pandangannya bahwa perempuan selaku individu yang mengalami tekanan dalam situasi bencana, konflik, dan pandemi memiliki kemampuan mengembangkan mekanisme penyesuaian terhadap kondisi tanpa terlepas dari pertimbangannya pada budaya, sejarah, dan dinamika sosial yang ada.
Baca: Bawaslu: Buku Srikandi Mengawasi Pemilu untuk perkuat posisi perempuan
“Hal ini membuktikan bahwa perempuan mampu keluar dari stereotip yang dibangun dalam masyarakat untuk mengecilkan kelompok perempuan,” katanya.
Sementara itu, reviewer buku sekaligus Asisten Peneliti Kita Kreatif USK, Radhia Humaira, menyampaikan bahwa setiap perempuan sebenarnya bisa menjadi hebat, hanya saja perlu diberi ruang dan kesempatan.
“Semua perempuan pasti bisa hebat dan kita juga perlu menyadari faktor-faktor di baliknya, termasuk peka dan jeli melihat kesempatan. Berkaca dari Buku 20 Perempuan Hebat dari Ambon, kesempatan itu akhirnya lahir dalam wujud latar belakang pendidikan, dukungan keluarga, teman yang suportif, daya juang, visioner, dan tentu saja kiprah perempuan dalam dunia politik,” katanya.
Radhia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas membahas buku, melainkan juga merupakan wujud dari upaya pemasaran yang mempertemukan penulis dan pembaca.
“Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Kita Kreatif USK) turut mendukung dan berpartipasi dalam menyukseskan prinsip-prinsip komunikasi pemasaran yang diterapkan dalam acara yang berlangsung,”
Buku ini 20 perempuan hebat dari Ambon, tambah Radhia, dapat dipesan melalui Shopee USK Press atau menghubungi admin melalui Instagram @usk.press.
Baca: TBM di Aceh pinjamkan 5.205 bahan bacaan buku gratis
Pewarta: Nurul HasanahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025