Banda Aceh (ANTARA) - Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh melalui program kreativitas mahasiswa (PKM) mengembangkan membran antibakterial ramah lingkungan berbahan dasar daun mimba untuk mengatasi limbah antibiotik.

"Saat ini, tim sedang menuntaskan tahap pengujian kinerja membran di laboratorium Teknik Kimia USK," kata Ketua Kelompok PKM, Haziqia Aulia Putri, di Banda Aceh, Rabu.

Tim PKM dari jurusan Teknik Kimia ini terdiri dari tiga orang yang diketuai oleh Haziqia Aulia Putri, dan dua rekan lainnya yakni A.R Yana Sunarti dan Sheila Rizkia Azzahra.

Baca juga: Bappenas: Partisipasi perguruan tinggi di Aceh 42 persen

Saat ini, mereka sedang mengembangkan membran Poliviniliden fluorida (PVDF) yang dimodifikasi dengan graphene oxide dan ekstrak daun mimba (azadirachta indica), sebagai solusi inovatif membantu menekan pencemaran limbah antibiotik yang semakin memprihatinkan.

Haziqia mengatakan, dalam pengembangan ini, mereka memadukan teknologi modern dengan potensi bahan alam untuk menghasilkan membran filtrasi yang lebih efektif sekaligus ramah lingkungan.

“Selain lebih efektif, kami ingin teknologi ini tetap ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan alami yang mudah diperoleh, seperti daun mimba,” ujarnya.

Ia menuturkan, daun mimba sudah lama dikenal punya sifat antibakterial alami. Karena itu, mereka menggabungkan keunggulan ini dengan material modern seperti graphene oxide.

"Langkah ini dilakukan supaya daya saring membran jadi lebih maksimal tanpa meninggalkan prinsip keberlanjutan,” katanya.

Dirinya menjelaskan, sisa antibiotik di perairan bukan permasalahan biasa, karena limbah ini kerap terbuang tanpa pengolahan memadai, dan bisa memicu resistensi bakteri, serta mengancam ekosistem air.

Karena itu, inovasi membran ini diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban untuk meningkatkan kualitas air melalui teknologi penyisihan limbah yang praktis dan mudah diterapkan di instalasi pengolahan air industri maupun rumah tangga.

Mereka optimistis hasil penelitian yang sedang dalam tahapan pengujian ini bisa membuka peluang riset lanjutan dan kolaborasi yang lebih luas kedepannya.

Terkait riset ini, mereka juga aktif membagikan update proses uji cobanya, dan berbagai informasi seputar teknologi membran melalui akun Instagram resmi @goxmimba.membran.

Melalui riset ini, lanjut Haziqia, mereka ingin membuktikan bahwa inovasi ini bisa menjadi langkah kecil serta kontribusi mahasiswa dalam menjaga lingkungan.

"Harapannya, langkah kecil ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya, berkontribusi, dan membawa perubahan nyata bagi lingkungan," demikian Haziqia.


Baca juga: Kecerdasan buatan dan hak cipta, tantangan baru untuk musik Indonesia



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025