Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Aceh mencapai 1.974 kasus sejak 2004 hingga Juli 2025, dan didominasi seks sesama laki-laki.
"Secara kumulatif dari tahun 2004 sampai Juli 2025, kasus HIV/AIDS mencapai 1.974, yakni 1.914 HIV dan 60 kasus AIDS," kata kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr Iman Murahman, di Banda Aceh, Selasa.
Dirinya menyampaikan, jika dilihat penemuan, kasus HIV/AIDS di Aceh mengalami peningkatan setiap tahunnya, lonjakan ini terjadi sejak 2019 yang mencapai angka diatas 100 kasus.
Di mana, pada 2019 ditemukan 154 kasus HIV dan satu AIDS, kemudian 2020 terdapat 127 HIV dan satu AIDS. Selanjutnya, 2021 didapatkan 183 HIV dan satu AIDS.
Lalu, pada 2022 kembali meningkat sebanyak 259 HIV serta lima AIDS, 2023 naik lagi mencapai 325 HIV dan 18 AIDS, kembali melonjak pada 2024 dengan 350 HIV dan 23 AIDS. Kemudian, hingga Juli 2025 sudah tercatat 210 kasus yaitu 203 HIV dan tujuh AIDS.
"Kalau 2004-2008 itu hanya 13 kasus yang kita temukan, dan hingga 2018 masih di bawah 100. Tetapi, mulai dari tahun 2019 sampai 2025 ini grafiknya terus meningkat," ujarnya.
Ia menyebutkan, dari angka 1.974 tersebut, didominasi oleh laki-laki sebanyak 1.594 kasus atau 81 persen dan perempuan hanya 19 persen atau sekitar 380 orang.
Baca: Layanan skrining gratis HIV di Klinik Pratama USK sepi peminat akibat stigma di masyarakat
Kemudian, lanjut dia, jika dilihat dari data pengelompokan, kasus HIV/AIDS di Aceh tertinggi dari kelompok lelaki seks lelaki (LSL) yang mencapai 996 kasus. Sedangkan populasi umum hanya 468 kasus.
"Dari total 1.974 kasus, itu ada 996 adalah dengan populasi lelaki seks. lelaki. Artinya lebih dari 50 persen. Baru kemudian populasi umum sejumlah 468 dan lain-lainnya," kata dr Iman.
Tetapi, lanjut Iman, masalah yang cukup mengkhawatirkan adalah kasus pada usia muda mulai 11-20 tahun yang juga mulai meningkat, di mana hingga Juli 2025 ini terdapat 13 persen dari total 210 kasus.
"Yang sangat mencengangkan adalah umur 11-20 tahun. Jadi, kalau dari total tahun ini sekitar 200 kasus, berarti 13 persennya sekitar 20 orang," ujarnya.
Iman menjelaskan, penularan kasus yang berasal dari hubungan seksual sesama lelaki dinilai lebih berisiko menularkan virus HIV/AIDS. Kemudian, permasalahan ini juga disebabkan oleh lemahnya pendidikan kesehatan reproduksi, minimnya komunikasi keluarga, serta pengaruh lingkungan.
Sebagai upaya pencegahan, lanjut dia, Dinkes Aceh telah melakukan berbagai langkah edukasi baik di sekolah maupun perguruan tinggi, tetapi sejauh ini belum maksimal.
Karena itu, perlu adanya kerja sama yang masif antara pemerintah kabupaten/kota, sekolah, dan tenaga kesehatan serta masyarakat untuk memberikan penyuluhan sejak tingkat pendidikan menengah pertama. Khususnya mengenai kesehatan reproduksi.
"Kepada orang tua, juga perlu menjaga, mengawasi dan mewaspadai terhadap anak-anaknya. Peran orang tua sangat penting untuk menjelaskan bagaimana kesehatan reproduksi itu," demikian dr Iman Murahman.
Baca: Dinkes: Penderita HIV di Aceh Timur capai 14 kasus
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025