Banda Aceh (ANTARA) - Tangkapan ikan nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lhok Rigaih, Kabupaten Aceh Jaya, mencapai sekitar 300 ton setiap bulan.
"Alhamdulillah untuk pasokan kita di pelabuhan ini tercukupi, per hari bisa 10 ton, dan per bulan mencapai 300 ton lebih saat musim ikan banyak," kata Sekretaris Panglima Laot Lhok Rigaih Maulizar di Aceh Jaya, Kamis.
Sebagai informasi, Panglima Laot merupakan lembaga adat laut Aceh yang membawahi nelayan di Aceh, di bawah dinas kelautan dan perikanan. Semua permasalahan yang berhubungan dengan nelayan di laut tidak terlepas dari wewenang lembaga tersebut.
Dirinya menjelaskan, PPI Lhok Rigaih menjadi salah satu pelabuhan singgah dari sejumlah nelayan di Provinsi Aceh, selain jarak tempuh nelayan yang dekat, tempatnya juga strategis karena berada di kawasan teluk.
"PPI kita memang menjadi salah satu tempat singgahan nelayan saat melaut dari seluruh Aceh, oleh sebab itu pembenahan memang sudah sangat diperlukan," ujarnya.
Ia menyebutkan, hasil tangkapan ikan di sana bervariasi mulai dari jenis sisik (tuna kecil) cakalang dan regak. Dan rata-rata di bawa ke wilayah timur utara Aceh hingga Sibolga, Sumatera Utara.
"Pasokan ikan Aceh Jaya itu kebanyakan dibawa Banda Aceh, wilayah timur seperti Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur dan ke Sibolga," katanya.
Dirinya menjelaskan, kebutuhan mendasar yang sangat diperlukan di PPI Rigaih tersebut adalah es balok, mengingat selama ini masih didatangkan dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
"Begitu juga dengan BBM karena kita belum ada Pertamina khusus nelayan di sini, dan juga didatangkan dari jauh," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sekitar dermaga pelabuhan tersebut juga sudah mulai dangkal, sehingga kapal ikan berkapasitas besar susah merapat. Diharapkan, adanya perhatian pemerintah terhadap masalah ini.
"Termasuk juga docking kapal, hanya bisa untuk kapal yang kapasitas kecil saja, padahal kapal nelayan kita sudah mulai ada yang besar-besar," demikian Maulizar.
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025