Banda Aceh (ANTARA) - Bea Cukai Aceh memfasilitasi ekspor perdana minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) perusahaan di pusat logistik berikat ke India melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, Kabupaten Aceh Utara.

Kepala Seksi Perizinan dan Fasilitas I kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh Sofyan di Banda Aceh, Senin, mengatakan ekspor perdana CPO tersebut dilakukan PT Agro Murni, perusahaan yang berada di pusat logistik berikat Tampo Baroh, Kabupaten Aceh Utara.

"Sebelumnya, Bea Cukai Aceh memberikan izin pusat logistik berikat kepada perusahaan CPO di Tampo Baroh, Kabupaten Aceh Utara Dan kini, Bea Cukai Aceh memfasilitasi ekspor perdana CPO perusahaan di pusat logistik berikat tersebut," katanya.

Sofyan mengatakan ekspor perdana perusahaan yang beroperasi di pusat logistik berikat tersebut berlangsung pada Minggu (22/6). CPO yang diekspor ke Kakinada, India, melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, sebanyak 6,499 juta kilogram.

PT Agro Murni, kata Sofyan, beroperasi di dalam fasilitas pusat logistik berikat PT Aceh Makmur Bersama. Pusat logistik berikat tersebut berada Jalan Pelabuhan Umum, Tampo Baroh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

"Fasilitas pusat logistik berikat merupakan bentuk dukungan konkret Bea Cukai Aceh dalam mendorong kelancaran distribusi penimbunan hingga ekspor barang strategis," kata Sofyan.

Dalam hal ini, kata dia, komoditas minyak sawit mentah merupakan andalan ekspor nasional yang diberangkatkan melalui pelabuhan di Provinsi Aceh ke pasar global seperti India.

Menurut Sofyan, ekspor perdana CPO perusahaan yang beroperasi di kawasan berikat tersebut tidak hanya mencatat perekonomian daerah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap penerimaan negara.

Dari ekspor tersebut, diperkirakan negara memperoleh penerimaan berupa bea keluar dan pungutan ekspor lainnya mencapai Rp14,55 miliar, kata Sofyan menyebutkan.

Selain fiskal, keberadaan perusahaan di kawasan berikat tersebut juga berdampak kepada penyerapan tenaga kerja dan aktivitas perekonomian lainnya," kata Sofyan.

Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh Muparrih mengatakan pengembangan kawasan berikat dan ekspor CPO tersebut merupakan sinergi antara dunia usaha dan bea cukai yang melahirkan ekosistem industri yang sehat, efisiensi, dan berdaya saing.

"Kami berharap semakin banyak perusahaan memanfaatkan fasilitas tempat penimbunan berikat, termasuk di antaranya kawasan berikat, gudang berikat, dan pusat logistik berikat," kata Muparrih.

Baca juga: Pemprov MoU Pembangunan Pabrik Minyak Goreng, PT Flora Agung bakal investasi Rp1,5 triliun



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025