Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan pemasangan kawat kejut untuk mencegah interaksi negatif satwa liar di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sudah mencapai 82 kilometer.
"Kawat kejut tersebut dipasang di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh yang selama ini terjadi interaksi negatif satwa liar, terutama gajah dengan masyarakat. Total kawat kejut yang dipasang sudah mencapai 82 kilometer," kata Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Rabu.
Selain dari BKSDA, kata dia, kawat kejut tersebut juga ada yang dipasang mitra kerja serta swadaya masyarakat. Pemasangan kawat kejut dari pihak ketiga tersebut dilakukan setelah berkoordinasi dengan BKSDA.
Baca juga: Tersengat listrik, Gajah jantan mati di Aceh Tengah
Adapun lokasi pemasangan kawat kejut tersebut di antaranya di kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Barat.
Ujang Wisnu Barata menyebutkan kawat kejut tersebut berupa aliran listrik dengan tegangan 10 hingga 20 volt. Tegangan tersebut tidak mematikan satwa, tetapi hanya membuat satwa syok dan tidak lagi mendekati kawat tersebut.
"Berbeda dengan kawat beraliran listrik, bisa mematikan satwa. Seperti kematian gajah di Kabupaten Aceh Jaya beberapa waktu lalu, akibat tersengat listrik. Karena itu, kami masyarakat tidak memasang kawat berlistrik tegangan tinggi untuk mencegah satwa liar," katanya.
Ujang Wisnu mengatakan pihaknya terus mengampanyekan penggunaan kawat kejut tersebut. Pemasangan kawat kejut tersebut menunjukkan keberhasilan yang cukup tinggi.
"Dan ini terbukti di beberapa wilayah yang dipasang kawat kejut, interaksi negatif satwa liar, seperti gajah berkurang dan bahkan tidak ada lagi gangguan satwa liar dengan masyarakat," kata Ujang Wisnu Barata.
Baca juga: Pemkab bagikan alat perawatan pagar kejut untuk cegah konflik gajah di Pidie
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025