Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi padi di Aceh sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai 1,66 juta ton gabah kering giling (GKG).

“Angka ini meningkat sebesar 18,21 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar 1,40 juta ton GKG,” kata Fungsional Madya BPS Aceh, Haifa Sari, di Banda Aceh, Senin.

Dia menjelaskan bahwa produksi padi dihitung menggunakan sistem yang mengintegrasikan dua metode pengumpulan data, yaitu survei Kerangka Sampel Area (KSA) untuk menentukan luas panen dan survei ubinan untuk memperoleh angka produktivitas.

“Perkalian antara angka luas panen dan produktivitas menghasilkan angka produksi padi, kemudian melalui konversi gabah dihasilkan indikator turunannya berupa produksi beras,” katanya.

Baca juga: Aceh optimis capai target produksi 1,69 juta ton padi pada 2025

Haifa menyebutkan bahwa produksi padi tertinggi di Aceh pada 2024 terjadi pada bulan Maret, yakni sebesar 245,86 ribu ton GKG, disusul bulan September dengan 209,38 ribu ton GKG, dan Oktober dengan 203,80 ribu ton GKG.

“Sementara itu, produksi terendah terjadi pada bulan Juli, yakni sekitar 18,25 ribu ton GKG,” katanya.

Lebih lanjut, Haifa menyampaikan bahwa jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka total produksi padi Aceh pada 2024 setara dengan 956,28 ribu ton beras.

“Angka ini juga mengalami peningkatan sebesar 18,21 persen dibandingkan tahun 2023,” katanya.

Selain itu, berdasarkan hasil survei KSA, luas panen padi di Aceh pada 2024 juga meningkat menjadi 301,20 ribu hektare, atau naik 18,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami juga mencatat puncak panen padi pada 2024 mengalami pergeseran ke bulan Maret, berbeda dari tahun sebelumnya yang terjadi pada bulan Mei,” katanya.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat targetkan panen padi 90 ribu ton pada 2025



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025