Aceh Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mencatat sedikitnya 38 hektare lahan kebun kelapa sawit milik masyarakat di Kecamatan Sungai Mas, kabupaten setempat rusak akibat gangguan satwa liar Gajah Sumatera.
“38 hektare ini merupakan data estimasi sementara yang kami kumpulkan dari informasi masyarakat dan kepala desa,” kata Camat Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat, Zulkifli kepada ANTARA, Minggu.
Menurutnya, ada pun luas kebun kelapa sawit yang paling banyak menjadi sasaran makanan Gajah Sumatera, berlokasi di Desa Tanoh Mirah, Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat.
Baca juga: Prioritas koridor gajah di Aceh, WWF resmi kembali bekerja sama untuk upaya konservasi di Indonesia
Sedangkan di desa lain seperti Lancong, Gleng, Drien Sibak serta desa lainnya di Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat juga turut menjadi sasaran makanan gajah.
Zulkifli mengatakan luas lahan kebun kelapa sawit yang menjadi sasaran amukan gajah tersebut, sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu hingga tahun 2025.
Meski sempat mendapatkan penanganan dari pihak terkait, namun Gajah Sumatera tersebut kerap kembali ke pemukiman masyarakat dan membuat masyatakat ketakutan, serta menyebabkan kerusakan di kebun milik petani.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengharapkan agar gangguan gajah di kawasan pedalaman menjadi perhatian serius pihak terkait di Aceh.
Hal ini sebagai upaya menghindari kerugian di kalangan masyarakat akibat rusaknya tanaman produktif, sekaligus mencegah meluasnya konflik gajah dan manusia di Kabupaten Aceh Barat, demikian Zulkifli.
Baca juga: BKSDA: Gajah ditemukan mati di Aceh Timur
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025