Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh menilai sistem sekolah boarding school atau sepanjang hari hingga malam menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi itu, sehingga sekolah model asrama perlu diperbanyak di seluruh kabupaten/kota.

Wakil Ketua DPR Aceh Safaruddin, Senin, mengatakan siswa lulusan boarding school paling banyak lulus seleksi masuk perguruan tinggi setahun terakhir. Maka dia menilai sistem sekolah seperti itu menjadi solusi untuk memperbaiki mutu pendidikan yang masih rendah di daerah Tanah Rencong.

"Yang lulus seleksi masuk perguruan tinggi kemarin itu banyak dari sekolah boarding school, maka kalau bisa kabupaten/kota di Aceh itu diperbanyak sekolah-sekolah boarding school. Itu salah satu menurut saya prestasi yang harus kita teruskan," kata Safaruddin di Banda Aceh.

Pada sistem asrama ini, para peserta didik termasuk tenaga pendidik dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Sistem sekolah seperti ini dinilai juga mampu meredam tingkat kriminalitas pada anak usia labil, yang harus menjadi perhatian semua pihak dalam upaya meningkatkan kualita pendidikan.

Politisi Partai Gerindra itu menjabat sebagai wakil ketua yang membidangi sektor pendidikan, bersama Komisi VI DPR Aceh. Kata dia, legislatif akan terus mendorong agar kualitas pendidikan di provinsi paling barat barat Indonesia itu agar tumbuh lebih baik.

Oleh karenanya, menurut dia, untuk mengejar kualitas pendidikan yang lebih baik, maka saat ini sangat diperlukan peningkatan kualitas terhadap tenaga pendidik di seluruh Aceh, baik tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat.

"Kita mengejar kualitas pendidikan itu bukan di infrastruktur dulu. Saya fikir infrastruktur saat ini sudah baik, kecuali sekolah-sekolah di daerah terpencil yang masih perlu mendapat perhatian," katanya.

"Bukan juga kepada anak didiknya, tetapi saya lihat pada kualitas tenaga pendidiknya. Tenaga pendidik kita paling tidak harus ditempa dengan baik kalau ingin kualitas generasi kita lebih baik," katanya lagi.

Apalagi, kata Safaruddin, dirinya prihatin dengan kondisi kesejahteraan masyarakat daerah Tanah Rencong saat ini. Menurutnya kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan masih menjadi masalah besar.

Lebih lagi, lanjut dia, kalau kita bicara tentang pendidikan tentu sangat berhubungan dengan angka kemiskinan di Aceh yang masih menjadi nomor satu termiskin di pulau Sumatera.

"Baik pendidikan, maka ekonomi juga semakin baik. Kalau kualitas pendidikan kita semakin baik maka bisa mempengaruhi atau bisa kita tekan angka kemiskinan," kata Safaruddin.


 

Pewarta: Khalis Surry
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025