Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Tgk Muharuddin mendesak Pemerintah Aceh menghidupkan sektor industri guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.

"Sektor industri ini solusi bagi kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Aceh. Karena itu, kami mendesak Pemerintah Aceh menghidupkan sektor industri," kata Tgk Muharuddin di Banda Aceh, Sabtu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, angka kemiskinan di Aceh berada pada urutan tertinggi di Pulau Sumatra. Sementara, anggaran pendapatan dan belanja juga tertinggi di Pulau Sumatra.

Seharusnya dengan anggara pendapatan dan belanja paling banyak di Pulau Sumatra, kemiskinan dan pengangguran di Aceh yang terendah. Namun, kondisi ini malah sebaliknya. Aceh menjadi provinsi paling banyak masyarakat miskinnya.

Oleh karena itu, politisi Partai Aceh itu menawarkan solusi untuk membuka lapangan pekerjaan baru di Provinsi Aceh, yakni dengan menghidupkan sektor perindustrian.

"Jika tidak, maka persoalan kemiskinan dan pengangguran akan terus terjadi di Aceh. Kemiskinan ini terkait dengan pekerjaan. Semakin banyak lapangan pekerjaan, maka akan menurunkan angka kemiskinan," kata Tgk Muharuddin.

Mantan Ketua DPR Aceh itu menegaskan, Pemerintah Aceh tidak perlu berbicara terus tentang menggandeng investor dan menjemput investasi dari luar.

Buktinya, investor tersebut masih sebatas wacana karena hingga kini tidak kunjung terealisasi. Sementara, masyarakat Aceh terus hidup dalam kemiskinan di tengah melimpahnya anggaran pemerintah daerah.

"Hidupkan saja sektor industri. Hidupnya sektor industri, akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun, sektor industri tersebut jangan pula sampai dikuasai pekerja asing," ketus Tgk Muharuddin.

Tgk Muharuddin juga menyayangkan temuan beberapa lalu adanya tenaga kerja asing ilegal yang bekerja di perusahaan besar di Aceh. Selain itu, ada juga informasi menyebutkan sebuah perusahaan migas di Aceh Timur minim tenaga kerja lokal.

"Pemerintah Aceh harus tanggap masalah ketenagakerjaan ini. Jangan selalu beralasan warga lokal tidak memiliki sumber daya manusia, sementara pekerjaan umum, tidak memerlukan keahlian dikerjakan pekerja asing, sehingga kemiskinan di Aceh terus bertambah," pungkas Tgk Muharuddin.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025