Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Salmawati menyatakan bahwa Aceh masih menghadapi tantangan serius terkait perlindungan dan kekerasan terhadap anak, permalasahan ini harus menjadi perhatian bersama.
"Aceh masih menghadapi tantangan serius terkait kekerasan terhadap anak, termasuk perundungan (bullying) di lingkungan sekolah, kekerasan domestik, serta eksploitasi dalam berbagai bentuk," kata Salmawati atau Bunda Salma, di Banda Aceh, Kamis.
Dirinya menegaskan, perlindungan anak bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat terkhusus orang tua.
Baca juga: Waspada hoaks bantuan usaha istri Gubernur Aceh
Istri Gubernur Aceh ini menyampaikan bahwa masih banyak anak-anak di Aceh yang hidup dalam ancaman kekerasan fisik, psikis maupun seksual. Tercatat, ratusan kasus kekerasan terhadap anak sepanjang tahun.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh (DP3A), selama 2024 lalu, anak yang mengalami berbagai bentuk kekerasan di Aceh mencapai 657 kasus.
Kemudian, hingga laporan terakhir DP3A selama Januari - April 2025 ini sudah mencapai 294 kasus. Adapun kekerasan yang dialami anak Aceh mulai dari fisik, psikis, seksual, eksploitasi, penelantaran, dan lain sebagainya.
"Angka ini sebagai puncak gunung es dari fenomena yang lebih kompleks, mengingat masih banyak kasus yang tidak terlaporkan akibat rasa takut, stigma, dan kurangnya mekanisme perlindungan yang efektif," ujar Bunda Salma.
Karena itu, Salma menekankan perlunya penguatan peran keluarga, sekolah, lembaga pendidikan dayah, dan lembaga sosial dalam membentuk lingkungan aman bagi tumbuh kembang anak.
"Saya juga menggarisbawahi pentingnya edukasi kepada orang tua dan guru untuk mendeteksi dini tanda-tanda kekerasan atau tekanan psikologis yang dialami anak-anak, " katanya.
Selain itu, dirinya juga menegaskan komitmen untuk mendorong revisi kebijakan di tingkat daerah untuk memperkuat perlindungan anak, termasuk pengawasan terhadap lembaga pendidikan hingga panti asuhan,
Dalam kesempatan ini, dirinya mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk menjadikan hari anak tahun ini sebagai titik tolak kesadaran kolektif membangun ruang yang ramah dan aman bagi anak-anak.
"Harapan saya langkah-langkah konkret segera diambil, bukan hanya pernyataan seremonial yang hilang setelah peringatan berlalu," demikian Bunda Salma.
Baca juga: Polres Pidie ungkap kasus asusila ayah terhadap anak tiri
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025