Banda Aceh (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh bersama kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh melaksanakan program pengalihan dari tanaman ganja ke lahan pertanian produktif cabai di wilayah Kabupaten Aceh Besar.

"Program ini untuk menanggulangi kebiasaan masyarakat dari menanam ganja menjadi tanaman produktif pertanian sebenarnya," kata Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah, di Aceh Besar, Rabu.

Program yang diberi nama dengan Berdikari Tani (Bersih dari narkoba, mandiri dalam ketahanan pangan dan inflasi) tersebut telah dilaunching dan dilaksanakan di Gampong Leungah, Kecamatan Seulimuem, Kabupaten Aceh Besar.

Adapun komoditas pertanian yang ditanam adalah cabai, dengan total lahan dipersiapkan seluas 10 hektare, dan untuk langkah awal ini baru ditanami cabai seluas tiga hektare, nantinya terus berlanjut.

Dirinya mengatakan, dengan adanya program Berdikari Tani tersebut, diharapkan masyarakat dapat ber berbondong-bondong untuk beralih menjadi pertanian sebenarnya, dan bakal didukung sepenuhnya baik berupa pelatihan maupun peralatan. 

Baca: Bareskrim Polri musnahkan 25 ha ladang ganja di Nagan Raya

Marzuki menegaskan, sebagai langkah awal, hanya dilaksanakan pada satu kecamatan dulu yang berpotensi banyak tanaman ganja, dan program ini juga bakal terus berlanjut.

"Jadi kita cari yang potensi-potensi berdasarkan hasil survei lahan, survei udara, di daerah mana banyak tanaman ganja itu dulu yang kita fokuskan," ujarnya.

Dirinya berharap, kepada masyarakat di Aceh Besar khususnya di Kecamatan Seulimeum untuk berhenti menanam ganja yang akan merusak generasi bangsa. 

"Mari kita cegah sama-sama, karena pintu masuk kejahatan itu ada di narkoba, dan mari beralih ke pertanian yang lebih makmur," kaya Brigjen Pol Marzuki.

Sementara itu, Plh Kepala Perwakilan BI Aceh, Hertha Bastiawan mengapresiasi kerja sama yang terjalin antara BI dengan BNNP Aceh dalam rangka mendorong pengembangan alternatif dengan area yang selaras dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga.



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025