Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh Jaya melalui Dinas PUPR telah mengusulkan perbaikan jembatan penghubung antar desa yang sudah lama rusak untuk memudahkan akses bagi para pelajar ke sekolah serta masyarakat setempat dalam kegiatan sehari-hari.
"Untuk perbaikan jembatan itu sudah kita usulkan pada APBK (anggaran pendapatan dan belanja kabupaten) Perubahan 2025," kata Kepala Dinas PUPR Aceh Jaya, Heri Etika, di Aceh Jaya, Selasa.
Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Desa Panton Krueng dan Desa Lam Teungoh (Suak Beukah) Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, dan sudah rusak berat hingga mengancam keselamatan warga pelintas.
Jembatan tersebut diketahui sudah rusak sejak awal 2025 dan semakin berat, sehingga para pelintas khususnya pelajar harus mendorong sepeda motornya agar tidak jatuh.
Heri berharap, usulan perbaikan jembatan dapat diakomodir sehingga bisa langsung dikerjakan, walaupun tidak tahun ini, bisa diusulkan kembali tahun depan.
"Semoga bisa diakomodir, jika belum diakomodir, maka kita buat usulan kembali tahun 2026," ujar Heri Etika.
Sementara itu, salah seorang guru SMA Negeri 1 Darul Hikmah, Majrijal merasa khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan, bisa memakan korban jiwa karena badan jembatan tersebut sudah mulai rapuh.
"Jembatan ini bukan cuma dilalui siswa saja, tapi jadi jalur utama warga desa siang maupun malam hari, semua harus ekstra hati-hati karena sangat membahayakan," kata Majrijal.
Disisi lain, Pj Keuchik (kepala desa) Panton Krueng, Muksalmina menyampaikan, jembatan tersebut sudah rusak sejak awal tahun ini dan semakin parah.
Menurutnya, jembatan ini rusak akibat keadaan cuaca, dimakan usia serta bahan yang kurang berkualitas. Pihaknya juga telah mengusulkan ke pemerintah kabupaten agar bisa diperbaiki kembali.
"Karena jembatan ini bukan hanya digunakan warga, tetapi juga digunakan oleh siswa setiap hari untuk bersekolah," ujarnya.
Dirinya berharap pemerintah kabupaten segera melakukan perbaikan. Karena, jembatan ini memiliki peran vital dalam kelancaran aktivitas pendidikan, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat.
"Jangan tunggu ada korban dulu baru diperbaiki. Kami harap pemerintah segera ambil tindakan konkret sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," demikian Muksalmina.
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025