Aceh Barat (ANTARA) - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Resor Meulaboh melakukan pemasangan perangkap di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Meureubo di Desa Pasi Teungoh, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat guna memburu seekor buaya yang selama ini meresahkan masyarakat setempat dan menyebabkan warga terluka akibat gigitan buaya.

“Tim sudah satu minggu berada di lokasi untuk melakukan pemantauan setelah perangkap terpasang di aliran sungai,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Aceh, Darwin di Aceh Barat, Jumat.

Ia menyebutkan, jaring yang perangkap tersebut telah dilakukan pemasangan sejak tanggal 11 Juli 2025 lalu, namun hingga saat ini buaya yang diburu oleh petugas belum muncul.

Baca juga: BPBD Aceh Barat imbau warga jauhi DAS sungai cegah gangguan buaya

Darwin mengatakan terhambat nya perburuan buaya yang dilakukan sejak sepekan terakhir, dipengaruhi oleh faktor cuaca buruk sehingga hal menjadi faktor utama yang menghambat proses penangkapan.

“Hujan yang terus-menerus terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan volume air sungai meningkat, sehingga menyulitkan tim dalam proses pelacakan reptil tersebut,” kata Darwin.

Darwin mengatakan kehadiran buaya di aliran Krueng Meureubo tepatnya di kawasan Desa Pasi Aceh, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat selama ini sangat meresahkan warga sekitar yang khawatir terhadap keselamatan mereka, terutama saat beraktivitas di sekitar aliran sungai. 

Ia menjelaskan, buaya yang diburu oleh Tim BKSDA Aceh merupakan jenis buaya muara atau Crocodylus Porosus, yang berstatus sebagai satwa dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 

Oleh karena itu, proses penangkapan buaya muara tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan prosedur konservasi satwa liar.

BKSDA mengimbau masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan tidak beraktivitas di sekitar sungai hingga proses penanganan selesai dilakukan, kata Darwin.

Baca juga: BKSDA pasang perangkap buaya di Aceh Timur



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025