Aceh Barat (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat melakukan pengerukan muara sungai di kawasan Pantai Wisata Batee Puteh Meulaboh, sebagai upaya mencegah genangan banjir di permukiman masyarakat akibat meningkatnya curah hujan.
"Pengerukan ini sebagai upaya mengantisipasi tergenangnya air di rumah warga akibat tingginya curah hujan sejak beberapa hari belakangan ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah kepada ANTARA, Rabu.
Ia mengatakan, dengan adanya pengerukan muara sungai di Suak Ujung Kalak Meulaboh, diharapkan genangan air hujan yang menutupi sejumlah ruas jalan dan rumah warga di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat dapat segera surut dan teratasi.
Baca juga: Jalan di Aceh Tamiang lumpuh akibat longsor tergerus abrasi
Teuku Ronal menyebutkan pengerukan muara sungai Suak Ujung Kalak Meulaboh, salah satu cara alternatif mencegah genangan air hujan di pusat ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
Meski telah diguyur hujan sejak beberapa hari belakangan ini, BPBD Aceh Barat tetap menyiagakan personel guna memantau debit air sungai dan lokasi yang selama ini rawan terjadi banjir.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika mengingatkan masyarakat yang berdomisili di wilayah pantai barat selatan Aceh, agar mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang selama dua hari ke depan.
“Berdasarkan pengamatan citra satelit, potensi hujan yang sudah terjadi sejak dua hari belakangan ini di wilayah pantai barat selatan Aceh karena adanya pola siklonik di wilayah barat daya Samudera Hindia,” kata prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Aceh, Gilang Yusuf kepada ANTARA, Senin (14/7/2025).
Akibat pola siklonik tersebut, kata Gilang, menyebabkan terjadi penumpukan massa udara di wilayah sekitar Aceh, sehingga menyebabkan pembentukan awan hujan diantaranya seperti awan cumulonimbus atau nimbostratus atau sejenisnya.
Gilang menjelaskan pola siklonik yang saat ini terjadi di wilayah pantai barat selatan Aceh merupakan awan yang baru saja ‘matang’, sehingga potensi hujan ringan, sedang hingga lebat diprakirakan dapat terjadi hingga Rabu, 16 Juli 2025.
Ada pun potensi hujan tersebut dapat terjadi pada pagi hingga malam hari, atau dapat terjadi pada dini hari maupun di sepanjang hari.
BMKG mengimbau masyarakat agar dapat menjauhi wilayah pinggiran sungai, tebing gunung atau daerah yang banyak pepohonan karena pola siklonik yang terjadi saat ini, dapat mengakibatkan meluapnya aliran sungai serta terjadinya angin kencang, sehingga berpotensi terjadinya bencana alam seperti pohon tumbang atau bencana alam lainnya, demikian Gilang Yusuf.
Baca juga: Tanggul Sungai Aceh Tamiang abrasi puluhan meter dihantam banjir
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025