Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh bekerjasama dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh mendorong akselerasi proyek strategis menuju Aceh Global Sustainable Investment Dialogue (Road to AGASID) atau dialog investasi global 2025.
"Ini merupakan dukungan untuk pencapaian target pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif dan berkelanjutan melalui investasi berkualitas, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat Aceh," kata Plh Kepala DPMPTSP Aceh Rahmadhani di Banda Aceh, Senin.
AGASID sendiri merupakan sebuah forum dialog investasi dan media promosi proyek-proyek investasi strategis Aceh, dan mempertemukan antara pemilik proyek dengan calon investor potensial, baik lokal, nasional, maupun internasional yang bakal digelar pada November 2025 ini.
Adapun beberapa persiapan yang telah dilaksanakan adalah, Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report (peningkatan kapasitas tim dan laporan studi kelayakan). Serta FGD Debottlenecking of Aceh’s Strategic Investment Project (mencari solusi terhadap proyek strategis investasi Aceh).
Persiapan tersebut melibatkan delapan kabupaten/kota terpilih di Aceh, yakni Kota Banda Aceh, Sabang, Langsa, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas personil DPMPTSP dan BAPPEDA dalam menyusun studi kelayakan, tidak hanya memenuhi aspek finansial atau feasibility analisis dan sosial, tetapi juga lingkungan.
Rahmadhani menyampaikan, proyek-proyek strategis Aceh harus memenuhi aspek finansial, sosial dan lingkungan yang terukur serta dapat dipertanggungjawabkan.
Karena, persaingan antar daerah dalam menarik investasi semakin ketat, dan investor semakin selektif memilih lokasi serta proyek strategis menguntungkan.
Baca: Aceh butuh investasi pembangunan industri produk turunan CPO
"Karena itu, keberadaan dokumen kelayakan studi, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan harapan investor menjadi sangat krusial untuk dimiliki oleh pemilik proyek,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Rahmadhani, untuk proyek strategis investasi Aceh yang dikaji hambatan dan tantangan beserta rekomendasi penyelesaiannya percepatan realisasi investasi yang dianggap feasible terdapat empat proyek di wilayah Sabang.
Adapun empat proyek investasi Kota Sabang dalam memberdayakan SDA meliputi Gapang Resort dan Dive Center, Sabang Hill Hotel, Sabang One Stop Service Hospital dan Bango Innovation (BINO) Park Agro Edu Tourism.
Keempat proyek investasi strategis tersebut sudah memiliki studi kelayakan (feasibility study), namun masih perlu penilaian dan pendampingan narasumber dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Konsultan BKPM RI sebelum ditawarkan kepada investor.
Dirinya menambahkan, hilirisasi SDA Aceh sudah menjadi keniscayaan, dan bukan lagi jargon pemerintah, tetapi harus menjadi aksi nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh inklusif, berkualitas dan berkelanjutan yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Kita tidak hanya mengolah bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi, tetapi menciptakan nilai tambah dan multiplier effect yang luas bagi perekonomian daerah,” kata Rahmadhani.
Dalam kesempatan ini, Kepala BI Perwakilan Aceh, Agus Chusaini mengharapkan kegiatan ini akan berdampak positif, tidak hanya dalam mendukung peningkatan kapasitas pemilik proyek, tetapi juga pertumbuhan ekonomi daerah melalui investasi.
Penyelenggaraan Road to AGASID 2025 yang didukung dengan kapasitas tim mumpuni dalam melahirkan dokumen proyek investasi strategis yang feasible dan akuntabel, diharapkan akan menjadi sebuah katalis dalam usaha menarik investor dan mengakselerasi realisasi investasi di Aceh.
"Sehingga, semua ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan,” demikian Agus Chusaini.
Baca: Pemprov MoU Pembangunan Pabrik Minyak Goreng, PT Flora Agung bakal investasi Rp1,5 triliun
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025