Banda Aceh (ANTARA) - Seniman muda Aceh yang tergabung dalam Komunitas Kanotbu menggelar workhsop seni grafis dan live mural painting sebagai upaya mengampanyekan pentingnya pelestarian Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang menjadi rumah bagi berbagai satwa liar dilindungi.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa hutan bukanlah lahan kosong, tetapi ruang hidup bagi banyak makhluk. Saat ini, kondisi hutan Aceh memprihatinkan dan membutuhkan perlindungan nyata,” kata penanggung jawab kegiatan dari Komunitas Kanotbu, Tuah Taraya Saragi, di Banda Aceh, Jumat.
Kegiatan yang berlangsung pada 13–15 Juni 2025 ini digelar di 10 area tembok belakang Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, dengan mengusung tema “Uteun Aceh Ken Lampoh Soh”, yang berarti “Hutan Aceh Bukan Kebun Kosong”.
Baca juga: Hadir lebih dekat dengan konsumen, ini yang dilakukan semen andalas
Tuah menyampaikan rangkaian dari kegiatan Bumoefest, yakni festival gerakan anak muda yang menggabungkan kreativitas dan aksi nyata untuk menjaga hutan, satwa liar, dan ekosistem Leuser.
"Kegiatan ini sudah berjalan berlangsung selama empat tahun kalau dihitung dengan hari ini dan tentunya tema yang diangkat selalu sama, yaitu menyuarakan arti pentingnya menjaga hutan dan melestarikannya", katanya.
Tuah berharap kegiatan ini dapat menjadi ruang kolaborasi kreatif yang mampu menyampaikan pesan ekologi secara visual dan menyentuh.
“Lewat karya ini, kami ingin menggerakkan hati masyarakat agar lebih peduli terhadap hutan dan satwa liar. Ini adalah bentuk suara kami sebagai generasi muda yang mencintai alam Aceh,” katanya.
Penulis Zulfa Dillah mahasiswa Muharram Journalism College Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh
Pewarta: Redaksi Antara AcehEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025