Nagan Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mendukung inovasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerahnya yang mulai memanfaatkan sisa pembakaran batu bara (fly ash) sebagai bahan baku alternatif dalam produksi panel ornamen dan paving block.
“Dengan adanya inovasi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui inovasi dan pemanfaatan potensi daerah khususnya UMKM,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagan Raya, Rahmattulah, Sabtu.
Hal ini ia sampaikan saat meninjau pogram Katalisator Kemitraan Berdikari, inisiatif Tim Riset BERDIKARI dari Politeknik Negeri Lhokseumawe di Nagan Raya, Aceh.
Baca juga: PLTU MPG Nagan Raya topang 45 persen kebutuhan listrik Aceh
Program yang berlangsung pada 21–24 Mei 2025 ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui inovasi dan pemanfaatan potensi daerah, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Rahmattullah mengatakan program ini fokus pada pemanfaatan fly ash, sisa pembakaran batu bara, sebagai bahan baku alternatif dalam produksi panel ornamen dan paving block.
Dalam kegiatan ini sembilan pelaku UMKM lokal di Kabupaten Nagan Raya mendapatkan transfer ilmu dan teknologi langsung dari Tim Riset BERDIKARI yang diketuai oleh Amir Fauzi PhD.
“Pelatihan mencakup teknik pemanfaatan fly ash sebagai pengganti semen dalam produksi, serta analisis potensi ekonomi dan manfaat lingkungannya,” ujarnya.
Menurutnya, program Katalisator Kemitraan Berdikari terlaksana berkat dukungan PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Nagan Raya yang menyediakan material fly ash secara cuma-cuma.
Bappeda Kabupaten Nagan Raya turut mengoordinasikan distribusi bahan baku tersebut dan berperan sebagai fasilitator penghubung antara industri, perguruan tinggi, serta UMKM lokal.
Pemkab Nagan Raya juga menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi lintas sektor yang berhasil diwujudkan dalam program ini.
“Sebagai daerah yang memiliki sumber limbah dari pembangkit listrik, kita harus bisa melihat ini sebagai peluang. Selama dimanfaatkan sesuai aturan dan petunjuk teknis yang ada, fly ash bisa menjadi bahan baku alternatif yang bernilai ekonomi bagi UMKM,” ujarnya.
Rahmattullah juga menekankan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menciptakan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Pemerintah daerah berharap program ini tidak hanya menjadi inisiatif sesaat, tetapi berkelanjutan dan mampu menciptakan model kemitraan yang bisa direplikasi di kecamatan atau sektor lain.
Teknologi tepat guna (TTG) seperti ini diharapkan mampu memperkuat daya saing UMKM Nagan Raya dan memperluas akses mereka ke pasar,” tambahnya.
Ketua Tim Riset BERDIKARI, Amir Fauzi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari riset sebelumnya.
“Kami telah mengembangkan purwarupa panel ornamen dan paving block berbasis fly ash dalam skala laboratorium, serta melakukan uji teknis di Laboratorium Bahan dan Struktur Politeknik Negeri Lhokseumawe untuk memastikan kualitas dan kesiapan produk bagi UMKM,” ungkapnya.
Program ini, kata dia, didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sebagai bagian dari upaya mendorong transformasi teknologi industri menuju ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.
Diharapkan, pelatihan dan dukungan ini dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta menciptakan produk bernilai tambah dari limbah industri yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.
Baca juga: PT MPG Gelar Aksi Bersih Lingkungan, Dukung Transisi Hijau Indonesia
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025