Nagan Raya (ANTARA) - Puluhan warga Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh sejak Kamis pagi hingga siang melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup akses jalan masuk dan keluar PLTU 3-4 Nagan Raya.
Akibat aksi tersebut, menyebabkan para pekerja tidak bisa masuk ke kompleks perusahaan, termasuk pengangkutan truk batu bara karena akses masuk di tutup oleh masyarakat.
“Aksi unjuk rasa ini dilakukan warga sebagai bentuk protes warga, karena ada penerimaan tenaga kerja tidak diinformasikan ke warga seperti perekrutan tenaga kerja selama ini,” kata Keuchik Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, Aceh, Alian kepada ANTARA Kamis.
Baca juga: TRK: PLN harus prioritaskan listrik untuk Aceh sebagai daerah sumber energi
Ia mengatakan, aksi penutupan akses jalan masuk dan keluar ke Kompleks PLTU 3-4 Nagan Raya, Aceh dilakukan warga sebagai bentuk kekecewaan masyarakat kepada manajemen PT Meulaboh Power Generation, yang tidak terbuka dengan penerimaan tenaga kerja.
Alian juga membenarkan dampak dari penutupan akses masuk dan keluar ke Kompleks PLTU 3-4 Nagan Raya, telah menyebabkan puluhan truk pemasok batu bara terpaksa mengantre di pinggir jalan karena akses jalan tidak bisa dilintasi.
Ia mengakui saat ini persoalan yang diprotes warga telah disahuti oleh humas perusahaan, sehingga aksi tersebut mereda dan warga telah menerima penjelasan dari pihak perusahaan.
Setelah adanya kesepakatan antara warga dan pihak perusahaan, warganya telah membuka kembali akses masuk dan keluar ke PLTU 3-4 Nagan Raya.
Humas PLTU 3-Nagan Raya/PT Meulaboh Power Generation, Rian yang dikonfirmasi ANTARA secara terpisah sejak Kamis siang hingga sore belum bersedia memberikan keterangan, terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga.
Upaya konfirmasi yang dilakukan melalui aplikasi WhatsApp miliknya tidak dibalas, bahkan saat dihubungi via jaringan telepon WhatsApp juga ditolak.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Nasruddin membenarkan adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, terkait protes penerimaan tenaga kerja diduga secara diam-diam.
“Hasil konfirmasi kami ke perusahaan, memang benar ada tenaga kerja yang direkrut tanpa diinformasikan ke warga, sehingga warga melakukan protes,” katanya.
Nasruddin mengatakan tenaga kerja yang telah direkrut tersebut selama ini telah berakhir kontraknya di perusahaan pihak ketiga, dan kembali direkrut oleh perusahaan tanpa melalui pengumuman terbuka.
“Info dari pihak humas perusahaan kepada kami, tenaga keamanan yang direkrut ini merupakan tenaga kerja lama, mereka sudah lama bekerja dan berpengalaman di bidang sekuriti dan memang bagus bekerja,” kata Nasruddin.
Baca juga: Warga akhiri blokade akses jalan ke PLTU 3-4 Nagan Raya Aceh
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025