Banda Aceh (ANTARA) - Salah seorang satuan tugas (satgas) di Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh meninggal dunia saat membantu mengamankan demo mahasiswa setempat. Aksi demo itu juga mengakibatkan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
"Satgas kami meninggal satu orang, yang meninggal namanya Wahidin, meninggalkan istri dan lima orang anak," kata Rektor Unaya Dr Nurlis Effendi saat dikonfirmasi di Banda Aceh, Kamis.
Selain itu, kata dia, juga ada beberapa orang lainnya yang mengalami luka-luka saat mengamankan aksi, dan diantaranya sedang menjalani perawatan di RS Pertamedika, Banda Aceh.
Baca juga: Gelar demo, mahasiswa Takengon desak Direktur PDAM Tirta Tawar dicopot
Dirinya menegaskan tidak melarang mahasiswa serta pihak terkait di sana berunjuk rasa, tetapi ia mengecam unjuk rasa yang dilakukan secara anarkis dengan melempari batu dan mendobrak gerbang.
"Mahasiswa menuntut agar hak-hak nya untuk dapat pendidikan, dan memang sudah benar tuntutan mereka. Tapi saya mengecam unjuk rasa yang anarkis," ujarnya.
Saat aksi itu, kata dia, kampus masih kosong dan hanya ada tim Satgas yang dibentuk pemilik perguruan tinggi yakni Rusli Bintang.
Dirinya menegaskan, selama ini kampus selalu terbuka, bahkan ia telah membuat pengumuman proses belajar mengajar tetap harus berjalan normal seperti biasa.
"Saya tidak pernah menutup kampus. Bahkan saya sudah membuat pengumuman agar kampus berjalan normal seperti biasa," tegas Dr Nurlis Effendi.
Sebagai informasi, aksi tersebut ditengarai dipicu oleh kisruh internal pemilik yayasan serta perombakan pejabat kampus, sehingga mengakibatkan terhentinya aktivitas belajar dan mengajar di perguruan tinggi itu.
Baca juga: Enam mahasiswa Aceh demo di DPRA jadi tersangka ujaran kebencian
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025