Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh menawarkan sejumlah insentif kepada Uni Emirat Arab jika bersedia untuk berinvestasi di tanah rencong, salah satunya pengurangan pajak serta kemudahan lainnya di kawasan Sabang.
"Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Aceh menawarkan berbagai insentif bagi investor, termasuk pengurangan pajak dan fasilitas lainnya," kata Gubernur Aceh Muzakir Manaf di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Muzakir Manaf saat menyambut Duta Besar Uni Emirat Arab (UAE) untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri, beserta Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali dan rombongan, di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Baca juga: Pemprov harap UEA investasi kelanjutan pembangunan jalan tol Aceh
Dia menegaskan, adapun insentif yang ditawarkan tersebut yakni pengurungan pajak dan kemudahan fasilitas lainnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Sabang.
Dia juga menekankan bahwa Aceh memiliki posisi geografis yang strategis di jalur perdagangan internasional, didukung oleh sumber daya manusia yang produktif serta infrastruktur yang terus berkembang.
Adapun berbagai peluang investasi yang ditawarkan Pemerintah Aceh yakni pariwisata, agroindustri, energi dan infrastruktur, serta zona ekonomi bebas Sabang.
"Tren investasi di Aceh terus meningkat, baik dari dalam maupun luar negeri, terutama di sektor energi, perkebunan, dan perhotelan," ujarnya.
Baca juga: BPMA dukung kawasan Sabang jadi 'shorebase' operasional hulu migas WK Andaman
Di sektor minyak dan gas, lanjut dia, Aceh memiliki potensi besar di cekungan Sumatera Utara dengan beberapa blok kerja yang aktif serta peluang eksplorasi di wilayah lain.
Kemudian, untuk infrastruktur di kawasan ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe juga mendukung pengembangan industri energi dan petrokimia, serta energi bersih seperti hidrogen biru dan amonia hijau.
"Oleh karena itu, kita berharap pertemuan ini menjadi awal kolaborasi yang lebih erat antara Aceh dan Uni Emirat Arab, serta membawa manfaat besar bagi kedua pihak," katanya.
Setelah penyampaian sambutan, Gubernur memberikan kesempatan kepada Kepala Bappeda Aceh dan Kepala BPMA untuk memaparkan lebih rinci mengenai potensi investasi yang dapat dikerjasamakan.
Sementara itu, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri menyampaikan bahwa ini merupakan kunjungan pertamanya dalam pembahasan investasi.
"Kami sadar Aceh memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Kami juga menyadari banyak potensi lain yang bisa digarap," katanya.
Dia menegaskan, hubungan antara Indonesia dan UEA telah terjalin erat selama 40 tahun terakhir. Sementara hubungan dengan Aceh mulai semakin erat sejak bencana tsunami 2004.
"Kami membangun 500 unit rumah bantuan untuk korban tsunami saat itu, dan kami berkomitmen untuk memberikan bantuan lain saat ini dan ke depan," ujarnya.
Dia mengapresiasi berbagai potensi di Aceh, dan informasi yang telah diterima bakal disampaikan kepada pemerintah di sana agar peluang yang ada dapat didiskusikan lebih lanjut.
"Saya meminta dibuatkan dokumen resmi untuk pembahasan lebih lanjut," demikian Dubes Al Dhaheri.
Baca juga: Sambut delegasi UEA, Gubernur tawarkan ragam potensi investasi di Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025